Dituturkannya, mereka berdua bukan hanya melihat, tapi juga "menyentuh" bendera bersejarah bagi Kab. Bengkalis tersebut.
"Warnanya memang sedikit agak kusam. Termakan usia, namun masih bagus dan terawat," imbuhnya, seraya mengatakan orang yang menyimpan bendera itu bersedia menyerahkannya ke Pemkab Bengkalis asal ada "hitam putih".
Menambahkan keterangannya, di mana kediaman orang yang menyimpan "Bendera Pusaka" itu, yang tahu persis Pak Endang.
"Saat kami dan Pak Bachrum ke sana, bersama Pak Endang. Kami bertiga," ujarnya, sembari menunjukkan beberapa foto sebagai bukti bahwa apa yang diceritakannya itu bukan hoaks.
Pak Endang yang dimaksudkan H. Zainuddin Abullah itu adalah Endang Taufik. Saat kami Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Bengkalis, ia menjabat Kepala Bagian Pengelola Perbatasan.
"Moto kita hari ini, tingkatan kinerja," itulah tajuk utama pesan Endang, saat menjadi pembina apel masuk kantor, Rabu, 1 Februari 2017.
Sebelum menjadi Kabag Pengelola Perbatasan, ia pernah menjabat Kasubbag Tata Pemerintahan Umum Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Bengkalis.
Akankah "Bendera Pusaka" yang dikibarkan Rabu, 17 Oktober 1945 tersebut kembali ke kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, sebelum peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada Kamis, 17 Agustus 2023 mendatang?
"Jika Pemkab Bengkalis menghendakinya, kami siap membantu untuk itu," tutup H. Zainuddin Yusuf.
Secara pribadi, ia sangat berharap nian agar bendera nan bersejarah itu dapat kembali berkediaman di Negeri Junjungan ini. Tak keterusan bersemayam di Pekanbaru seperti selama ini.