Pada tahun 1924, Penghulu (Kepala Desa) Bantan Tua, Lebay Wahid Hasibuan menugaskan H. Abdul Razak -- nama asli Muhalar -- membuka rimba belantara tersebut untuk dijadikan perkampungan. Ketika itu Muhalar masih berusia 35 tahun.
Siapa Lebai Wahid Hasibuan? Dia adalah orang tua dari Soeman Hasibuan yang lebih dikenal sebagai Soeman Hs.
Siapa Soeman Hs. (Suman Hs.)? Pria kelahiran Bengkalis 4 April 1904 merupakan salah orang pendiri perguruan tinggi tertua di Riau, yakni Universitas Islam Riau (UIR) yang berdiri pada 4 September 1962 bertepatan dengan 23 Zulkaidah 1382 H.
Di bidang sastra, Suman HS., masuk ke dalam kelompok sastrawan Balai Pustaka.
Nama bersanding dengan nama-nama besar lainnya, seperti Muhammad Yamin, Merari Siregar, Marah Roesli, dan Abdul Muis.
Beberapa buah penanya di antaranya Kasih Tak Terlerai, Balai Pustaka (novel, 1930); Mencari Pencuri Anak Perawan, Balai Pustaka (novel, 1932); Percobaan Setia, Balai Pustaka, (novel, 1932); Kawan Bergelut, Balai Pustaka (kumpulan cerpen, 1938; dan Tebusan Darah, Balai Pustaka (novel, 1939).
Untuk novel 'Mencari Pencuri Anak Perawan', pada tahun 1993 diangkat ke layar televisi (TVRI). Skenario sinetron ini ditulis budayawan dan sastrawan Riau kelahiran Bagan Siapi-Api (Kab. Rokan Hilir), H. Sudarno Mahyudin.
Kembali ke asal muasal nama Desa Selatbaru, Kec. Bantan.
Menindaklanjuti penugasan Lebay Wahid Hasibuan, Munalar bersama empat kawannya, berunding di satu tempat (sekarang Dusun Penawa Babon).
Di lokasi tersebutlah mereka berlima membuka lahan pertama yang kini menjadi Desa Selatbaru.
Luas lahan yang Abdul Razak dan teman-temannya buka waktu itu kurang lebih 10 jalur atau setara dengan 3 hektar.