Siapa pun orangnya, pasti tak mau hidup dalam kesulitan. Apalagi serba-serbi. Hidup dengan serbaneka berat.
Terlepas dari takdir, ada satu kata yang menjadi sebab munculnya kesusahan dalam hidup. Kata tersebut adalah malas. Parahnya lagi, sudah susah malas pula. Pasti lebih susah. Paket komplet.
Dan yang lebih parah lagi, sudah susah dan malas menyusahkan orang lain. Naudzubillah min dzalik 'kami/aku berlindung kepada Allah dari hal itu (merujuk pada hal yang buruk)'.
Kesembilan, "Searah bertukar jalan".
Maknanya, "Sama maksudnya tetapi berlainan cara mencapainya".
Nasihat dari pepatah ini setali tiga uang dengan ungkapan "Banyak jalan menuju Roma".
Kesepuluh, "Seiring bertukar jalan (sekandang tidak sebau, seia bertukar sebut)".
Maknanya, "Berlainan pendapat (caranya) meskipun maksudnya sama".
Pesan dari ungkapan ini tak berbeda dengan maksud peribahasa "Searah bertukar jalan" dan "Banyak jalan menuju Roma".
Kesebelas, "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan".
Maknanya, "Jika mempunyai cita-cita, berusahalah dengan bersungguh-sungguh untuk mencapainya."
Di "panggung sandiwara" ini, melakoni hidup memang tak selamanya mesti serius. Namun, bila menginginkan keberhasilan, maka kesungguhan menjadi salah satu kuncinya. Jadi benar adanya jika hasil tidak akan berbuat khianat kepada usaha.