Bahan yang diperlukan antara lain :
Materi dari 3 pembicara
Peralatan terdiri dari
ATK, Komputer/ Laptop, WIFI.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan webinar ini adalah tatap muka secara online dengan aplikasi zoom meeting dimulai dengan mendengarkan materi dari para pembicara, tanya jawab dan perumusan webinar.
Hasil Kegiatan
a. Hasil Kegiatan Webinar Pemateri Pertama (Hariadi Kartodihardjo) dengan materi: Transformasi Kelembagaan Pengelolaan DAS.
- Perlunya transformasi pada peran teknologi, peran pasar, peran pemerintah dan peran masayarakat sipil dalam kelembagaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
- Transformasi peran pasar, peran teknologi, peran pemerintah dan peran masyarakat sipil dengan kerjasama menghasilkan outcome.
- Peran teknologi penting untuk pengukuran kinerja (air, limbah, sosek, potensi, bencana, dll) menuju akuntabilitas.
- Peran hak atas sumberdaya alam untuk keterbukaan pasar yang efisien.
- Peran masyarakat sipil untuk peningkatan peran masyarakat, advokasi dan lain-lain.
- Peran pemerintah/pemerintah daerah untuk orientasi pada hasil, bukan hanya administrasi
- Perlunya transformasi pada peran teknologi, peran pasar, peran pemerintah dan peran masayarakat sipil dalam kelembagaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
b. Hasil kegiatan webinar Pemateri Kedua (M.Saparis Soedarjanto) dengan materi: Kebijakan Pengelolaan Daerah aliran Sungai dan Impelentasinya di Skala Tapak Merajut Program Untuk Mengatasi Stagnasi.
- DAS sebagai konsep besar tata ruang tidak terjebak nomenklatur dan bagaimana atribut DAS dipertimbangkan
- Perlunya memahami konfigurasi landscape untuk menentukan intervensi
- Perlunya didirong multi-sektor, multi program dan multi pendanaan dalam pengelolaan DAS
- Memperhatikan kelembagaan masyarakat dalam implementasi program besar rehabilitasi
- Pengelolaan DAS perlu mengacu pada 10 prinsip pendekatan landscape.
- Perlu pemetaan daerah rawan banjir dan longsor yang dipadukan informasi cuaca dari BMKG dan disosialisasikan ke masyarakat melalui media sosial secara menerus dan real time untuk mengurangi dampak kerusakan banjir dan longsor.
- Perlu membangun gerakan konservasi tanah dan air yang melibatkan seluruh pihak pada setiap tahapannya (identifikasi, perumusan visi bersama, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasinya) yang disesuaikan dengan karakter fisik, sosial dan ekonomi DAS.
- Tata kelola RHL perlu terus diperbaiki, lebih inklusif dan memperkuat ownership para pihak, success story ditentukan berdasarkan perubahan yang dihasilkan (harvested outcomes), bukan kegiatan yang dilakukan (inputs).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H