Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah menunjukkan penurunan kemampuannya dengan semakin menurunnya produktivitas lahan dan banyaknya terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor terutama pada awal tahun 2021 ini. Tingkat kerusakan kawasan hutan dan lahan saat ini sudah mencapai jutaan hektar dan kerusakan tersebut meliputi dalam dan luar kawasan hutan.
Penurunan DAS merupakan akibat kegiatan pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian, illegal logging dan deforestasi. Berbagai langkah pencegahan maupun perbaikan kondisi hutan dan lahan dari kerusakan telah dilakukan oleh Pemerintah. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sangat penting diperhatikan untuk menghindari dampak kerusakan DAS. Webinar Mengelola Yang Tersisa Seri #12 yang berjudul Ada Apa Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kita? sangat perlu dilakukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan pengelolaan DAS kedepan.
Webinar Ada Apa Pengelolaan DAS Kita diisi oleh 3 Pembicara, yaitu:Â
1. Prof.Dr.Ir. Hariadi Kartodihardjo,M.S (Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB) dengan materi Transformasi Kelembagaan DAS Guna Peningkatan Kinerjanya)
2. Dr.M.Saparis Soedarjanto, M.T. (Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, BPDASHL, KLHK) dengan materi Kebijakan Pengelolaan DAS dan Implementasi Pelaksanaannya di Tingkat Tapak)
3). Dr.Edi Purwanto (Direktur Tropenbos Indonesia) dengan materi Mitos Pengaruh Hutan Dalam Pengelolaan DAS. Moderator pada webinar ini adalah Wian Adhinata (penulis, presenter dan youtuber).
Maksud dari kegiatan webinar ini adalah meningkatkan dan mengembangkan kompetensi di bidang pengendalian ekosistem hutan melalui seminar. Sedangkan yang menjadi tujuan kegiatan webinar ini adalah :Tercapainya pengembangan kompetensi di bidang pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan terwujudnya peningkatan kompetensi dibidang pengendalian ekosistem hutan
Waktu dan Lokasi
Waktu pelaksanaan kegiatan: tanggal  16 Januari 2021 jam 14.00 -- 16.00 WIB dan lokasi pelaksanaan adalah Aplikasi Zoom
Bahan dan Alat
Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam Webinar Mengelola Yang Tersisa Seri #12 yang berjudul Ada Apa Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kita? adalah :
Bahan yang diperlukan antara lain :
Materi dari 3 pembicara
Peralatan terdiri dari
ATK, Komputer/ Laptop, WIFI.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan webinar ini adalah tatap muka secara online dengan aplikasi zoom meeting dimulai dengan mendengarkan materi dari para pembicara, tanya jawab dan perumusan webinar.
Hasil Kegiatan
a. Hasil Kegiatan Webinar Pemateri Pertama (Hariadi Kartodihardjo) dengan materi: Transformasi Kelembagaan Pengelolaan DAS.
- Perlunya transformasi pada peran teknologi, peran pasar, peran pemerintah dan peran masayarakat sipil dalam kelembagaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
- Transformasi peran pasar, peran teknologi, peran pemerintah dan peran masyarakat sipil dengan kerjasama menghasilkan outcome.
- Peran teknologi penting untuk pengukuran kinerja (air, limbah, sosek, potensi, bencana, dll) menuju akuntabilitas.
- Peran hak atas sumberdaya alam untuk keterbukaan pasar yang efisien.
- Peran masyarakat sipil untuk peningkatan peran masyarakat, advokasi dan lain-lain.
- Peran pemerintah/pemerintah daerah untuk orientasi pada hasil, bukan hanya administrasi
- Perlunya transformasi pada peran teknologi, peran pasar, peran pemerintah dan peran masayarakat sipil dalam kelembagaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
b. Hasil kegiatan webinar Pemateri Kedua (M.Saparis Soedarjanto) dengan materi: Kebijakan Pengelolaan Daerah aliran Sungai dan Impelentasinya di Skala Tapak Merajut Program Untuk Mengatasi Stagnasi.
- DAS sebagai konsep besar tata ruang tidak terjebak nomenklatur dan bagaimana atribut DAS dipertimbangkan
- Perlunya memahami konfigurasi landscape untuk menentukan intervensi
- Perlunya didirong multi-sektor, multi program dan multi pendanaan dalam pengelolaan DAS
- Memperhatikan kelembagaan masyarakat dalam implementasi program besar rehabilitasi
- Pengelolaan DAS perlu mengacu pada 10 prinsip pendekatan landscape.
- Perlu pemetaan daerah rawan banjir dan longsor yang dipadukan informasi cuaca dari BMKG dan disosialisasikan ke masyarakat melalui media sosial secara menerus dan real time untuk mengurangi dampak kerusakan banjir dan longsor.
- Perlu membangun gerakan konservasi tanah dan air yang melibatkan seluruh pihak pada setiap tahapannya (identifikasi, perumusan visi bersama, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasinya) yang disesuaikan dengan karakter fisik, sosial dan ekonomi DAS.
- Tata kelola RHL perlu terus diperbaiki, lebih inklusif dan memperkuat ownership para pihak, success story ditentukan berdasarkan perubahan yang dihasilkan (harvested outcomes), bukan kegiatan yang dilakukan (inputs).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H