Mohon tunggu...
Johan Pratama Ishaq
Johan Pratama Ishaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama : Johan Pratama Ishaq NIM (Nomor Induk Mahasiswa) : 41521010028 Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Instansi : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

3 April 2023   13:13 Diperbarui: 3 April 2023   20:57 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian semiotika menurut A. Teeuw adalah semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan proses-proses pengkomunikasian tanda-tanda itu, baik dalam kehidupan manusia maupun pada tingkat abstrak, dan selanjutnya bagaimana sistem tanda itu dipakai dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti seni, sastra, ilmu-ilmu sosial, dan lain-lain. Dalam pengertian Teeuw, semiotika tidak hanya mempelajari tanda-tanda secara umum, tetapi juga melibatkan proses pengkomunikasian tanda-tanda tersebut. Hal ini berarti bahwa semiotika tidak hanya mempelajari tanda itu sendiri, tetapi juga bagaimana tanda itu diproduksi, diterima, dan diinterpretasikan oleh penerima pesan. Selain itu, Teeuw juga menekankan bahwa sistem tanda yang dipakai dalam kehidupan manusia seperti seni, sastra, ilmu-ilmu sosial, dan lain-lain juga merupakan objek kajian semiotika.

  • Sobur (2006:15)

Menurut Sobur, semiotika adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda-tanda dalam komunikasi manusia, baik verbal maupun nonverbal, dan cara-cara penggunaannya dalam berbagai bentuk kehidupan manusia, seperti seni, sastra, dan sebagainya.

  • Van Zoest

Menurut Van Zoest, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan makna dalam sistem sosial dan budaya. Dalam pandangan Van Zoest, tanda-tanda adalah suatu bentuk komunikasi yang mempunyai makna yang terkait dengan budaya dan sistem sosial tertentu. Oleh karena itu, semiotika mempelajari tentang bagaimana tanda-tanda tersebut terbentuk, dipahami, dan digunakan dalam masyarakat.

  • Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce

Menurut Saussure, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda sebagai fenomena bahasa. Saussure menekankan pentingnya hubungan antara tanda (yang terdiri dari "tanda acak" atau "signifier" dan "tanda bermakna" atau "signified") dan konteks sosial-budaya dalam memahami bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, menurut Peirce, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara tanda (yang dikenal sebagai "tanda" atau "sign") dengan objek yang ditunjuk oleh tanda tersebut.

Kedua pandangan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami tanda dan makna dalam komunikasi manusia. Saussure memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, sedangkan Peirce memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang berbagai jenis tanda dan hubungan antara tanda dengan objeknya.

  • Umberto Eco

Menurut Umberto Eco, semiotika adalah sebuah studi tentang tanda-tanda, dan tanda-tanda dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki makna. Menurut Eco, emiotika tidak hanya berguna untuk memahami tanda-tanda dalam konteks budaya atau linguistik, tetapi juga dapat digunakan untuk memahami fenomena sosial dan politik. Ia berpendapat bahwa semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda dan makna-makna yang terkait dengan mereka membentuk budaya, ideologi, dan identitas.

  • Charles Morris

Morris mengemukakan bahwa tanda-tanda tidak hanya ada dalam bahasa, tetapi juga dalam bentuk lain seperti warna, bentuk, dan gerakan. Menurutnya, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda diproduksi, digunakan, dan diinterpretasikan dalam berbagai konteks budaya dan sosial.

Sejarah Semiotika

Pada abad ke-19, sejumlah ahli bahasa dan filsuf seperti Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce, dan John Locke mengembangkan konsep semiotika secara sistematis. Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Swiss, memperkenalkan konsep struktur bahasa dan membedakan antara bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai penggunaannya dalam komunikasi. Ia juga memperkenalkan konsep signifier (pengartian) dan signified (pengacuan) dalam sistem tanda. 

Setelah itu, pada abad ke-20, semiotika berkembang lebih jauh dengan kontribusi dari banyak ahli, seperti Roland Barthes, Umberto Eco, dan Julia Kristeva. Roland Barthes, seorang semiotikawan Prancis, mengembangkan pemikiran tentang peran tanda-tanda dalam masyarakat dan budaya. Umberto Eco, seorang penulis dan profesor Italia, menekankan pentingnya analisis semiotik dalam memahami karya sastra dan budaya populer. Julia Kristeva, seorang teoretikus Prancis-Bulgaria, mengembangkan konsep abjek dalam semiotika dan menekankan peran penting budaya dalam proses tanda.

Dalam perkembangannya, semiotika tidak hanya digunakan dalam analisis bahasa dan sastra, tetapi juga diterapkan dalam bidang-bidang lain seperti seni, media, psikologi, antropologi, dan ilmu sosial. Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, semiotika terus berkembang dan digunakan dalam memahami berbagai tanda-tanda yang muncul dalam masyarakat dan budaya kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun