Apa itu Semiotika?
Semiotika adalah sebuah ilmu yang mempelajari tanda, simbol, dan makna dalam bahasa dan komunikasi manusia. Dalam semiotika, tanda dan simbol dianggap sebagai salah satu dasar dari komunikasi dan membentuk sistem yang kompleks dan teratur.Â
Semiotika melibatkan analisis tanda dan simbol yang digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam sastra, seni, media, dan budaya populer. Pendekatan semiotik menganggap bahwa tanda dan simbol memiliki makna yang dibentuk oleh konteks dan kodifikasi, serta memiliki pengaruh pada pemahaman dan interpretasi pesan oleh penerima. Oleh karena itu, semiotika dapat membantu untuk memahami bagaimana makna dihasilkan, diterima, dan dipertukarkan dalam komunikasi manusia.
Semiotika meliputi berbagai teori dan metode analisis, seperti analisis struktural, analisis intertekstual, dan analisis semantik. Semiotika juga berhubungan dengan disiplin ilmu lainnya, seperti antropologi, sastra, filosofi, psikologi, dan sosiologi.
Semiotika Menurut Umberto Eco
Menurut Umberto Eco, semiotika komunikasi adalah ilmu yang mempelajari tanda dan simbol dalam konteks komunikasi manusia, serta bagaimana tanda-tanda tersebut diinterpretasikan dan mempengaruhi pemahaman pesan.Â
Semiotika komunikasi mencakup analisis tanda-tanda verbal, visual, dan audio dalam berbagai konteks komunikasi, termasuk dalam media massa, iklan, politik, dan budaya populer. Eco menekankan pentingnya konteks dalam analisis semiotik, karena makna tanda dan simbol sangat dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan sejarah yang melingkupinya. Selain itu, Eco juga mengemukakan bahwa tanda dan simbol dalam komunikasi dapat memiliki banyak makna yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang budaya dan pengetahuan penerima pesan.
Dilansir dalam buku Semantik Leksikal (2001:29), Pateda mengungkapkan setidaknya ada sembilan macam semiotika, sebagai berikut:
1. Semiotika Analitik
Semiotika analitik adalah salah satu macam semiotika yang dikembangkan oleh filosof dan semiotikawan Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce. Pendekatan ini juga dikenal dengan nama "pragmatisme semiotik" atau "semiotika Peircean". Peirce mengembangkan semiotika analitik untuk mempelajari tanda-tanda dalam konteks ilmu pengetahuan, matematika, logika, dan filosofi.
2. Semiotika Deskriptif
Semiotika deskriptif adalah salah satu macam semiotika yang fokus pada deskripsi atau analisis tentang bagaimana tanda-tanda digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada pengamatan dan analisis tanda-tanda dalam situasi nyata, baik itu dalam bentuk bahasa, gambar, tindakan, atau simbol.Â
Dalam semiotika deskriptif, para peneliti cenderung tidak memberikan penilaian moral atau kritis terhadap penggunaan tanda-tanda yang diamati. Sebaliknya, mereka lebih berfokus pada deskripsi tentang bagaimana tanda-tanda itu digunakan, dan bagaimana makna atau interpretasi yang muncul dari penggunaan tersebut.
3. Semiotika Faunal
Semiotika faunal adalah cabang dari semiotika yang mempelajari sistem tanda-tanda dalam komunikasi binatang. Bidang ini meneliti cara-cara binatang menggunakan tanda-tanda untuk berkomunikasi dengan jenis yang sama atau yang berbeda, baik itu tanda suara, gerakan, aroma, atau visual.
Semiotika faunal mempelajari bagaimana binatang menggunakan tanda-tanda untuk berkomunikasi, baik itu untuk tujuan reproduksi, menjaga jarak, mencari makanan, atau untuk melindungi diri. Misalnya, semiotika faunal mempelajari bagaimana burung-burung menggunakan suara untuk menarik pasangan atau memperingatkan kelompoknya tentang bahaya.
4. Semiotika Kultural
Semiotika kultural adalah salah satu cabang semiotika yang mempelajari cara tanda-tanda dan simbol-simbol digunakan dalam konteks budaya tertentu. Pendekatan ini melihat budaya sebagai suatu sistem tanda dan simbol yang membentuk dan dipengaruhi oleh pemahaman kolektif, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Contoh dari semiotika kultural adalah analisis terhadap film atau media populer, yang memunculkan pesan-pesan budaya tertentu dan menunjukkan bagaimana tanda-tanda tersebut diartikan oleh masyarakat. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk menganalisis berbagai artefak budaya, seperti pakaian, seni, arsitektur, atau makanan, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan cara hidup yang dipegang oleh suatu masyarakat.
5. Semiotika Naratif
Semiotika naratif adalah cabang semiotika yang mempelajari cara narasi digunakan untuk menyampaikan pesan dan arti dalam bentuk cerita atau narasi. Semiotika naratif mempelajari bagaimana tanda-tanda yang digunakan dalam narasi membentuk arti dan makna. Hal ini meliputi analisis terhadap karakter, plot, setting, dan tema dalam narasi. Dalam semiotika naratif, penting untuk memperhatikan bagaimana elemen-elemen ini diorganisir dan dipresentasikan untuk membentuk struktur naratif yang dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar.
6. Semiotika natural
Semiotika natural adalah cabang semiotika yang mempelajari tanda-tanda dan makna dalam alam. Hal ini meliputi analisis terhadap tanda-tanda dalam ekosistem, perilaku hewan, dan interaksi antara organisme dan lingkungan.
7. Semiotika Normatif
Semiotika normatif berfokus pada norma-norma dan aturan-aturan yang harus diikuti dalam penggunaan tanda-tanda dalam suatu sistem atau kode tertentu, misalnya bahasa, notasi musik, atau notasi matematika. Semiotika normatif bertujuan untuk memperjelas aturan-aturan dan norma-norma penggunaan tanda-tanda dalam suatu sistem atau kode tertentu, sehingga penggunaan tanda-tanda dapat menjadi lebih konsisten dan dapat dipahami secara universal.
8. Semiotika Sosial
Semiotika sosial adalah cabang semiotika yang mempelajari bagaimana tanda-tanda digunakan dalam masyarakat untuk membentuk norma, nilai, dan budaya. Semiotika sosial menganggap bahwa tanda-tanda mencerminkan kondisi sosial dan kultural di mana mereka digunakan. Misalnya, logo perusahaan atau merek dagang tidak hanya merupakan simbol produk atau jasa, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai dan citra perusahaan dan budaya di mana perusahaan tersebut beroperasi.
9. Semiotika Struktural
Semiotika struktural adalah salah satu cabang semiotika yang diperkenalkan oleh ahli semiotika Swiss, Ferdinand de Saussure. Dalam semiotika struktural, tanda-tanda dilihat sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, dan analisis dilakukan pada hubungan antara tanda-tanda tersebut dalam sistem tersebut. enurut Saussure, tanda-tanda terdiri dari dua komponen; sebuah konsep atau ide (yang disebut signified) dan bentuk fisik atau acuan yang digunakan untuk menyampaikan konsep tersebut (yang disebut signifier).
Contoh dari semiotika struktural adalah analisis terhadap bahasa dan teks. Dalam analisis semiotika struktural, perhatian diberikan pada struktur bahasa, seperti fonem, morfem, dan sintaksis. Analisis juga dilakukan pada cara tanda-tanda digunakan dalam teks untuk membentuk arti dan makna.
Pengertian Semiotika Menurut Para Ahli
- Teeuw (dalam Danesi 2010:3)
Pengertian semiotika menurut A. Teeuw adalah semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan proses-proses pengkomunikasian tanda-tanda itu, baik dalam kehidupan manusia maupun pada tingkat abstrak, dan selanjutnya bagaimana sistem tanda itu dipakai dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti seni, sastra, ilmu-ilmu sosial, dan lain-lain. Dalam pengertian Teeuw, semiotika tidak hanya mempelajari tanda-tanda secara umum, tetapi juga melibatkan proses pengkomunikasian tanda-tanda tersebut. Hal ini berarti bahwa semiotika tidak hanya mempelajari tanda itu sendiri, tetapi juga bagaimana tanda itu diproduksi, diterima, dan diinterpretasikan oleh penerima pesan. Selain itu, Teeuw juga menekankan bahwa sistem tanda yang dipakai dalam kehidupan manusia seperti seni, sastra, ilmu-ilmu sosial, dan lain-lain juga merupakan objek kajian semiotika.
- Sobur (2006:15)
Menurut Sobur, semiotika adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda-tanda dalam komunikasi manusia, baik verbal maupun nonverbal, dan cara-cara penggunaannya dalam berbagai bentuk kehidupan manusia, seperti seni, sastra, dan sebagainya.
- Van Zoest
Menurut Van Zoest, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan makna dalam sistem sosial dan budaya. Dalam pandangan Van Zoest, tanda-tanda adalah suatu bentuk komunikasi yang mempunyai makna yang terkait dengan budaya dan sistem sosial tertentu. Oleh karena itu, semiotika mempelajari tentang bagaimana tanda-tanda tersebut terbentuk, dipahami, dan digunakan dalam masyarakat.
- Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
Menurut Saussure, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda sebagai fenomena bahasa. Saussure menekankan pentingnya hubungan antara tanda (yang terdiri dari "tanda acak" atau "signifier" dan "tanda bermakna" atau "signified") dan konteks sosial-budaya dalam memahami bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, menurut Peirce, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara tanda (yang dikenal sebagai "tanda" atau "sign") dengan objek yang ditunjuk oleh tanda tersebut.
Kedua pandangan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami tanda dan makna dalam komunikasi manusia. Saussure memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, sedangkan Peirce memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang berbagai jenis tanda dan hubungan antara tanda dengan objeknya.
- Umberto Eco
Menurut Umberto Eco, semiotika adalah sebuah studi tentang tanda-tanda, dan tanda-tanda dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki makna. Menurut Eco, emiotika tidak hanya berguna untuk memahami tanda-tanda dalam konteks budaya atau linguistik, tetapi juga dapat digunakan untuk memahami fenomena sosial dan politik. Ia berpendapat bahwa semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda dan makna-makna yang terkait dengan mereka membentuk budaya, ideologi, dan identitas.
- Charles Morris
Morris mengemukakan bahwa tanda-tanda tidak hanya ada dalam bahasa, tetapi juga dalam bentuk lain seperti warna, bentuk, dan gerakan. Menurutnya, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda diproduksi, digunakan, dan diinterpretasikan dalam berbagai konteks budaya dan sosial.
Sejarah Semiotika
Pada abad ke-19, sejumlah ahli bahasa dan filsuf seperti Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce, dan John Locke mengembangkan konsep semiotika secara sistematis. Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Swiss, memperkenalkan konsep struktur bahasa dan membedakan antara bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai penggunaannya dalam komunikasi. Ia juga memperkenalkan konsep signifier (pengartian) dan signified (pengacuan) dalam sistem tanda.Â
Setelah itu, pada abad ke-20, semiotika berkembang lebih jauh dengan kontribusi dari banyak ahli, seperti Roland Barthes, Umberto Eco, dan Julia Kristeva. Roland Barthes, seorang semiotikawan Prancis, mengembangkan pemikiran tentang peran tanda-tanda dalam masyarakat dan budaya. Umberto Eco, seorang penulis dan profesor Italia, menekankan pentingnya analisis semiotik dalam memahami karya sastra dan budaya populer. Julia Kristeva, seorang teoretikus Prancis-Bulgaria, mengembangkan konsep abjek dalam semiotika dan menekankan peran penting budaya dalam proses tanda.
Dalam perkembangannya, semiotika tidak hanya digunakan dalam analisis bahasa dan sastra, tetapi juga diterapkan dalam bidang-bidang lain seperti seni, media, psikologi, antropologi, dan ilmu sosial. Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, semiotika terus berkembang dan digunakan dalam memahami berbagai tanda-tanda yang muncul dalam masyarakat dan budaya kontemporer.
Dasar-dasar Semiotika Umum
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan sistem tanda dalam komunikasi. Ada beberapa dasar-dasar semiotika umum yang dapat dipahami, antara lain:
1. Semiotika Membantu Memahami Proses Komunikasi
Dalam bidang komunikasi, semiotika dapat membantu memahami bagaimana tanda-tanda digunakan untuk menyampaikan pesan dan bagaimana proses interpretasi tanda dilakukan oleh penerima pesan. Dengan pemahaman semiotika, kita dapat memahami proses komunikasi dengan lebih baik dan efektif.
2. Semiotika Melihat Hubungan antara Tanda dan Budaya
Semiotika memandang bahwa tanda tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka digunakan. Tanda dipengaruhi oleh nilai, norma, dan konvensi sosial yang berlaku dalam masyarakat, sehingga pemahaman terhadap tanda tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial dan budaya tersebut.
3. Tanda sebagai Proses Interpretasi
Semiotika memandang bahwa proses interpretasi tanda sangat penting dalam komunikasi. Tanda tidak memiliki makna yang baku dan pasti, tetapi tergantung pada proses interpretasi oleh penerima pesan. Oleh karena itu, tanda bersifat relatif dan dapat berubah maknanya tergantung pada konteks dan penggunaannya.
4. Tanda sebagai Sistem
Semiotika memandang tanda sebagai sistem, yaitu kumpulan tanda-tanda yang saling berhubungan dan membentuk sistem yang kompleks. Tanda-tanda ini dapat berupa bahasa, simbol, atau bentuk-bentuk lain dari representasi.
Komponen Dasar Semiotika
Berikut ini merupakan komponen dasar dari semiotika adalah sebagai berikut:
- TandaÂ
Tanda dalam semiotika, yaitu dasar proses komunikasi yang digunakan untuk merepresentasikan suatu objek, konsep, atau ide. Tanda terdiri dari dua komponen utama, yaitu signifier (penanda) dan signified (yang di tandakan), yang merujuk pada bentuk fisik atau materi dari tanda itu sendiri dan makna atau konsep yang direpresentasikan oleh tanda tersebut.
- Lambang
Lambang dalam semiotika merujuk pada jenis tanda yang memiliki hubungan konvensional atau kesepakatan sosial yang khusus antara signifier (penanda) dan signified (yang di tandakan). Lambang digunakan untuk merepresentasikan konsep atau ide yang bersifat abstrak dan tidak memiliki hubungan langsung dengan objek yang direpresentasikan.
- Isyarat
Isyarat dalam semiotika merujuk pada jenis tanda yang digunakan untuk memberikan petunjuk atau informasi spesifik yang ditujukan kepada penerima pesan secara langsung. Isyarat dapat berupa gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh lainnya yang memiliki arti tertentu dalam suatu konteks sosial dan budaya.
Elemen-elemen Dasar Semiotik
Berikut ini merupakan beberapa elemen-elemen dasar semiotik adalah sebagai berikut:
- Komponen Tanda
Komponen tanda dalam semiotika terdiri dari dua elemen utama, yaitu signifier (penanda) dan signified (yang ditandakan). Kedua elemen ini saling terkait dan membentuk suatu tanda yang memiliki makna.
1. Signifier (penanda): Merujuk pada komponen fisik atau materi dari tanda itu sendiri. Signifier bisa berupa gambar, bunyi, huruf, kata, atau gerakan fisik.
2. Signified (yang ditandakan): Merujuk pada konsep, makna, atau ide yang direpresentasikan oleh signifier. Signified tidak memiliki bentuk fisik seperti signifier, tetapi merupakan konsep abstrak yang dihubungkan dengan signifier melalui relasi semiotik.
- Analisis Tanda
Analisis tanda-tanda dalam strukturalisme bahasa menyiratkan kombinasi aturan yang terdiri dari dua sumber, yaitu:
1. Aksis paradigmatik merujuk pada hubungan antara tanda-tanda yang memiliki kemiripan atau kesamaan dalam konteks tertentu. Aksis ini menentukan pemilihan tanda yang tepat untuk mengungkapkan makna yang diinginkan. Misalnya, dalam sebuah kalimat, pemilihan kata-kata yang memiliki arti serupa akan membantu membentuk makna yang lebih kuat.
2. Aksis sintagmatik merujuk pada hubungan antara tanda-tanda yang disusun secara berurutan atau linier. Aksis ini menentukan aturan atau struktur yang mengatur bagaimana tanda-tanda tersebut digabungkan dalam sebuah pesan atau kalimat. Misalnya, aturan gramatikal menentukan susunan kata-kata dalam sebuah kalimat.
- Relasi antar Tanda
Berikut ini beberapa relasi antar tanda yang sering dibahas dalam semiotika:
1. Hubungan antara signifier dan signified: Merujuk pada hubungan antara bentuk fisik atau materi dari tanda (signifier) dan konsep atau ide yang direpresentasikan oleh tanda tersebut (signified).
2. Metonimi dan metafora: Metonimi merujuk pada penggunaan tanda yang merepresentasikan sesuatu yang berhubungan erat dengan objek atau konsep yang sebenarnya, sementara metafora merujuk pada penggunaan tanda yang merepresentasikan sesuatu yang berbeda dengan objek atau konsep yang sebenarnya.
3. Denotasi dan konotasi: Denotasi merujuk pada makna literal atau konsep yang dapat dipahami secara umum, sedangkan konotasi merujuk pada makna tambahan atau implisit yang terkait dengan nilai-nilai sosial, budaya, atau emosional yang berkaitan dengan tanda tersebut.
Struktur Tanda
Tanda alam semiotika merujuk pada cara signifier (penanda) dan signified (yang di tandakan) saling berhubungan dan membentuk makna dalam suatu tanda. Struktur tanda ini dikenal juga dengan istilah relasi semiotik.Â
Menurut Ferdinand de Saussure, seorang ahli semiotika terkenal, struktur tanda terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu:
1. Signifier (penanda): Merujuk pada bentuk fisik atau materi dari tanda itu sendiri, seperti bunyi, gambar, kata, atau huruf.
2. Signified (yang di tandakan): Merujuk pada makna atau konsep yang direpresentasikan oleh signifier.
Selain itu, Roland Barthes juga menambahkan konsep denotasi dan konotasi dalam struktur tanda. Denotasi merujuk pada makna literal atau konsep yang dapat dipahami secara umum, sementara konotasi merujuk pada makna tambahan atau implisit yang terkait dengan nilai-nilai sosial, budaya, atau emosional yang berkaitan dengan tanda tersebut.
Prinsip Semiotika Menurut Roland Barthes
Barthes mengemukakan beberapa prinsip mengenai tentang semiotika, dianataranya:
1. Tanda-tanda adalah Konvensi sosial
Barthes berpendapat bahwa tanda-tanda, baik itu dalam bentuk bahasa, gambar, atau tanda visual lainnya, bukanlah sesuatu yang alami atau universal. Sebaliknya, tanda-tanda adalah konvensi sosial yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan penggunaannya tergantung pada konteks sosial dan budaya.
2. Tanda-tanda menghasilkan Makna
Menurut Barthes, tanda-tanda tidak hanya merepresentasikan objek atau ide, tetapi juga menghasilkan makna.
3. Tanda-tanda memiliki banyak Level Makna
Barthes mengemukakan bahwa tanda-tanda memiliki banyak level makna, termasuk makna denotatif atau literal (yang terkait dengan makna dasar atau makna yang disepakati secara umum), dan makna konotatif atau figuratif (yang terkait dengan interpretasi subjektif atau makna yang berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya).
Tanda dalam Semiotika
Tanda merupakan konsep yang sangat penting dalam semiotika. Tanda dapat diartikan sebagai segala hal yang dapat digunakan untuk merepresentasikan atau menggambarkan sesuatu yang lain. Sebagai contoh, huruf dan kata pada tulisan, bunyi-bunyian dalam musik, gambar pada lukisan, serta gerakan dan ekspresi dalam bahasa tubuh, semuanya adalah tanda. Tanda dalam semiotika terdiri dari dua komponen, yaitu signifier (pengindera) dan signified (yang diindera).Â
Signifier dalam semiotika merujuk pada bentuk fisik atau materi dari tanda yang digunakan untuk merepresentasikan suatu objek atau konsep. Sementara, signified dalam semiotika merujuk pada makna atau konsep yang direpresentasikan oleh tanda atau signifier. Signified merupakan representasi mental atau abstrak dari objek yang direpresentasikan oleh signifier. Dalam hubungan tanda, signified berperan sebagai pesan yang ingin disampaikan atau ide yang ingin direpresentasikan kepada penerima pesan.
Komunikasi Pendekatan Semiotik
Pendekatan semiotik adalah suatu pendekatan dalam komunikasi yang mengkaji tanda-tanda dan simbol-simbol yang digunakan dalam pesan atau komunikasi. Dalam konteks ini, semiotik dapat diartikan sebagai studi tentang tanda dan artinya dalam suatu bahasa atau sistem simbolik. Dalam komunikasi, semiotik sangat penting karena pesan yang dikirimkan harus dipahami oleh penerima pesan. Oleh karena itu, pemahaman tentang tanda-tanda dan simbol-simbol yang digunakan dalam pesan sangat penting untuk memastikan pesan tersebut berhasil disampaikan.
Dalam pendekatan semiotik, ada tiga elemen utama yang harus diperhatikan: pengirim pesan, pesan itu sendiri, dan penerima pesan. Elemen-elemen ini saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses komunikasi.
1. Pertama-tama, pengirim pesan menggunakan tanda-tanda dan simbol-simbol tertentu untuk menyampaikan pesannya. Tanda-tanda dan simbol-simbol ini dapat berupa kata-kata, gambar, gestur, dan lain sebagainya.
2. Kedua, pesan itu sendiri adalah kombinasi dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan ini harus diinterpretasikan oleh penerima pesan agar dapat dipahami.
3. Ketiga, penerima pesan harus memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Penerima pesan juga harus memahami tanda-tanda dan simbol-simbol yang digunakan dalam pesan agar dapat menginterpretasikan pesan tersebut dengan benar.
Daftar Pustaka :
Piliang, Yasraf Amir, "Antara Semiotika Signifikasi, Komunikasi, dan Ekstra Komunikasi", dalam Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. URL: https://www.researchgate.net/publication/311503390_Teori_Semiotika_Komunikasi_Hadis_ala_Umberto_Eco. Diakses tanggal 3 April 2023
Eco, Umberto. A Theory of Semiotics. Bloomington: India University Press, 1976. URL: https://iupress.org/9780253202178/a-theory-of-semiotics/. Diakses tanggal 3 April 2023
SERUPA.ID, Semiotika - Komunikasi tanpa Kata, Pengertian Simbol dan Tanda-tanda. URL: https://serupa.id/semiotika-pengertian-simbol-dan-tanda-tanda/. Diakses tanggal 2 April 2023
Pelajaran.co.id, Pengertian Semiotika : Sejarah, Teori, Komponen dan Jenis Semiotika. URL: https://www.pelajaran.co.id/semiotika/. Diakses tanggal 3 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H