Seperti dikemukakan oleh Yoyok Sukawi yang CEO PSIS Semarang, dikutip dari Youtube Chandra Margatama, 10 Desember 2022, bahwa saat promosi ke Liga 1 pada 2017, klubnya sudah punya program jangka pendek, menengah dan panjang.
Industrialisasi dalam sepak bola mengacu pada proses di mana aspek-aspek olahraga, termasuk klub dan pertandingan, menjadi lebih profesional dan komersial. Dalam konteks PSIS Semarang, yang pernah merengkuh gelar juara Liga Indonesia Perseritakatan pada 1987, industrialisasi mungkin melibatkan beberapa aspek berikut:
"PSIS Semarang sudah mengadopsi model pengelolaan yang lebih profesional, seperti memperkuat manajemen klub, termasuk dalam aspek finansial, pemasaran, dan pengembangan pemain," tutur Yoyok Sukawi yang juga CEO PSIS Semarang.
Seperti sistem rekrutmen pemain yang mulai mengikuti standar internasional, dengan mempertimbangkan nilai pasar dan potensi investasi dalam pemain muda.
Di bidang Komersialisasi dan Sponsorship PSIS Semarang telah meningkatkan pendapatannya melalui kerja sama dengan sponsor lokal dan nasional. Misalnya, kerja sama dengan sponsor untuk jersey, papan reklame stadion, atau hak siar pertandingan.
Sedangkan penjualan merchandise resmi klub, seperti jersey, aksesoris, dan produk-produk lainnya, juga menjadi salah satu sumber pendapatan.
Yoyok Sukawi yang juga anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI juga menjelaskan tentang fasilitas dan infrastruktur.
Stadion Jatidiri sebagai markas PSIS telah mengalami renovasi besar untuk memenuhi standar modern. Fasilitas ini memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pemain dan penonton.
Keseriusan
Tak kalah pentingnya adalah pengembangan akademi sepak bola menjadi fokus untuk mencetak pemain muda berbakat, mendukung keberlanjutan klub.