Tentu masih banyak lagu-lagu Dream Express yang belum terpilih untuk ditampilkan seperti Belladona (UFO), The Way I Choose (Bad Company), Changes (Black Sabbath) atau Think About Time (Ten Years After).
Tak cuma itu, Totok Tewel yang menjadi bintang tamu menjadi daya pikat tersendiri. Nama gitaris legendaris yang pernah memperkuat Swami, Kantata Takwa, ini masih diingat kuat oleh penggemar musik rock.
 "Senang melihat mereka yang pada tahun 80-an masih SMP, SMA atau mahasiswa bisa mengenang masa lalu," ujar Hasti, salah satu penyelenggara "DREAM EXPRESS".
July Morning
Acara yang dimulai pukul. 20.03 itu dibuka dengan  lagu yang gegap gempita "Final Countdown" (Europe). Lagu melambungkan nama Europe dan di eranya merajai tanggal lagu-lagu di berbagai negara.
Lagu legendaris band asal Swedia yang diedarkan pada 1986 menjadi pembuka yang pas. Apalagi sajian berikutnya juga dengan irama yang tak kalah rancaknya, seperti Heat of the Moment (ASIA) dan Eye of the Tiger (Survivor).
Irama mulai diturunkan dalam penampilan berikutnya, dengan lagu-lagu yang lebih slow lewat Temple of the King (Rainbow). Petikan khas Richie Blackmore pun membuat penonton mulai hanyut. Disusul My oh My (Slade), dan Owner of Lonely Heart (YES) yang mampu membuat penonton mulai turut bernyanyi.
Malam terus merangkak di Odette, mengiringi cepatnya laju nostalgia yang membius penonton. Apalagi saat Ari membawakan lagu paten "July Morning" dari Uriah Heep.
July Morning yang dirilis pada September 1971 itu diciptakan oleh Ken Hensley (keyboard) dan David Byron (vokalis).
Pada lagu ini Totok Tewel mulai tampil, yang makin membuat penonton terhanyut, ditambah lagi Ari berhasil membawakan dengan tuntas.
Malam sepertinya lambat merangkak. Tidak ada yang peduli di luar gedung hujan sudah berhenti, reda atau menyisakan sisa geris.