Pembangunan karakter (character building) terus dilakukan. Jargon ini pun berseliweran di banyak media, seminar, diskusi ataupun berbagai kegiatan yang dilakukan berbagai lembaga dan organisasi.
Hal itu tidak terlepas dari berbagai kondisi yang bisa dikatakan krisis pada bangsa ini, tak hanya soal ekonomi maupun politik tapi lebih dari itu krisis karakter atau jati diri.
Situasi yang ada saat ini menyadarkan kita pentingnya pembangunan karakter itu, terutama bagi anak-anak muda. Merekalah yang menjadi tumpuan harapan kita atas arah masa depan bangsa.
Kita tidak boleh pesimis dan membiarkan anak-anak muda berjalan sendirian. Peran kita sebagai orangtua, sebagai guru, pembimbing dan teman sangat penting bagi perjalanan mereka ke masa depan.
Pondasi
Dalam kacamata pengamat sosial, Dr. A.A Ketut Patera, SE, M.Fil.H, pembentukan karakter bukanlah perkara sepele. Bukan sekedar program rutin yang sudah dianggarkan. Justru merupakan pondasi krusial untuk menciptakan individu yang tangguh, berintegritas, dan bertanggung jawab.
"Generasi muda harus memiliki bekal sebagai karakter yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Mereka nantinya bisa mengambil keputusan yang tepat. Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, dan rasa empati sangat penting untuk ditanamkan sejak dini," ujar Agung yang juga Dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta.
Karakter yang kuat tidak hanya membantu individu dalam kehidupan pribadinya, tapi juga bisa memberikan sumbangan bagi masyarakat.
Pendidikan pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yaitu membantu manusia menjadi cerdas (smart) serta membantu manusia menjadi pribadi yang lebih baik.
Menjadikan manusia pintar dan cerdas mungkin mudah, namun menjadikan manusia baik dan cakap nampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit.