Caranya, dengan melobi perangkat wasit dan mengeluarkan uang di sejumlah pertandingan. Pihak klub, lanjut Irjen Asep Edi Suheri, mengaku sudah mengeluarkan uang kurang lebih sebanyak Rp 1 miliar untuk melakukan pengaturan skor.
Penggelontoran dana hingga mencapai RP 1 miliar untuk mengatur skor, seperti disebutkan oleh Ketua Satgas Antimafia Bola, sudah merupakan bukti nyata bahwa klub memang melakukan penyuapan.
Persidangan bagi para tersangka pada akhirnya mencari kebenaran apakah suap itu memang terjadi sepanjang perjalanan PSS Sleman di musim kompetisi Liga 2 2018. Â Berapa kali hal itu dilakukan, seperti apa peran Vigit Waluyo?.
Hal lain yang sangat layak dinantikan, jika memang terbukti bersalah melakukan suap dan klub (PSS Sleman) memang melakukan itu melalui para tersangka, apakah PSSI langsung mengambil tindakan yang bisa mengakibatkan degradasi?.
Tindakan tegas, seperti yang pernah disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang tidak mentolerir terjadinya pengaturan skor.
"Jadi, kalau ada kejadian di lapangan apakah aturan yang ditabrak, jangan main main match fixing, kalau match fixing, langsung degradasi saja. Kalau ada match fixing, ditangkap, lalu degradasi," kata Erick Thohir di GBK Arena, Jakarta, 19 April 2023, dikutip dari Kompas.com.
Sekali lagi, beranikah PSSI bersikap meski para terdakwa nantinya melakukan upaya banding dan kasasi? ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H