Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Tetapkan 8 Tersangka Match Fixing, Lalu Apa Langkah Berikutnya? (Bagian II)

20 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:10 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSS Sleman saat menjamu Madura FC di babak 8 besar Liga 2 2018 (Foto : Screenshot via instagram/@madura.fc_official) 

Skandal tersebut dikenal juga dengan nama Calciopoli. Kasus tersebut tak hanya mencoreng arang di muka Juventus, tetapi juga menjadi aib yang akan selalu diingat di sepakbola Italia.

Cacliopoli pertama kali bergulir ketika polisi dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melakukan investigasi terhadap hasil pertandingan di Serie A musim 2004-2005 dan 2005-2006. Mereka mencurigai adanya kecurangan pada pertandingan yang melibatkan Juventus.

I Bianconeri diduga mendapat keuntungan dari wasit demi memuluskan langkah menjuarai Serie A dalam dua musim tersebut. Hingga akhirnya, Juventus dan Luciano Moggi diputuskan bersalah.

Selain Juventus, klub Serie A lainnya juga terlibat skandal pengaturan skor yakni Fiorentina, Lazio, AC Milan, dan Reggina.

Dari kelima klub tersebut, Nyonya Tua mendapatkan hukuman yang paling berat. FIGC menjatuhkan sanksi berupa degradasi ke Serie B, pengurangan poin hingga 30, dan titel juara musim 2004-2005 dan 2005-2006 dilucuti.

Sementara itu, tim lainnya hanya diberi hukuman pengurangan poin dan tetap berlaga di Serie A

Setelah melakukan banding, hukuman Juventus dikurangi. Namun, mereka tetap terlempar ke Serie B, pengurangan sembilan poin untuk musim berikutnya, tiga pertandingan kandang tertutup, dan titel juara Serie A, 2004-2005 dan 2005-2006, dicopot. Adapun Luciano Moggi dilarang beraktivitas di dunia sepakbola seumur hidup.


Menanti

Publik saat ini menanti sejauh mana keberanian PSSI bersikap, setelah bukti-bukti disajikan oleh Satgas Anti Mafia Bola dan para pelaku match fixing akan dijerat dengan pasal pidana.

Apakah pernyataan Erick Thohir soal klub yang terlibat match fixing, seperti disampaikannya pada 19 April 2023 lalu hanya untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu calon wakil presiden (yang tak terwujud bersama Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono)?.

Setelah kerja keras Satgas Anti Mafia Bola Polri disambut gembira, bahkan Presiden Joko Widodo mengacungkan dua jempolnya, kini tinggal bagaimana PSSI sebagai induk olahraga sepakbola bersikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun