Apakah hal-hal itu tidak menjadi salah satu unsur yang memengaruhi penampilan pemain? Semangat juang, berdarah-darah di lapangan tak luput dari suasana internal yang kondusif.
Publik juga perlu mengenal manajer tim, dan yang paling mudah dengan mengetahui pernyataan atau jawabannya saat berbicara dengan wartawan. Apa yang disampaikan ke media akan terbaca, diperhatikan oleh suporter.
Ketiga, pemahaman yang bisa dipelajari tentang dunia sepak bola. Memang ideal yang diinginkan adalah sosok di manajemen yang pernah bersentuhan dengan sepak bola. Apalagi pada diri seorang manajer tim.
Bisa dibayangkan jika mereka yang duduk di manajemen terkaget-kaget dan heran adanya biaya latihan, pengobatan untuk pemain yang cedera, kandang dan tandang, adanya bonus kemenangan dan lainnya. Sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan dunia usaha yang sebelumnya dikenalnya.
Proses belajar ini tak bisa lambat, harus cepat dan yang mudah adalah membaur dengan mereka yang ada di tim.
Jika cara pandang itu tak berubah, jelas berpengaruh pada sebuah tim. Belanja obat-obatan, peralatan, mess, menu makanan bisa berkurang kuantitas dan kualitasnya.
Maka, daripada memberi ultimatum yang sekilas terkesan keren dan gagah, lebih baik menelisik lebih dalam apa faktor yang membuat PSS Sleman kurang nggetih, tanpa semangat dan seperti berlari-larian saja di lapangan.
Itu pun jika mau dilakukan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H