Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arti Sebuah Kata Maaf

21 Juli 2016   20:05 Diperbarui: 21 Juli 2016   20:10 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Kristo menyebut beberapa merek susu, yang mengandung kalsium untuk tulang. Juga, memberikan obat gosok atau salep untuk papa Anis, yang berfungsi untuk merenggangkan otot-otot yang kelelahan. Mia menerima obat tersebut dan mengucapkan terima kasih. Anak-anak yang lain pun mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan salam perpisahan. 

"Sampai besok di sekolah ya!" Samuel, melambaikan tangannya.

"Jangan lupa, kita piket besok." John, mengingatkan.

"Oke." Samuel dan Ahmad, menyahut serempak. Suara bersahutan, masih terdengar. Kemudian, senyap. Samuel dan Ahmad masuk ke rumah, dan berkumpul bersama anggota keluarga yang lain. Sementara, malam pun beranjak kian larut. Diantara, lelah dan lelap. Diantara, mimpi dan harapan. Esok, tetap datang.

***

(Writer : Johanna Ririmasse)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun