"Beta sudah bilang danke, buat mama Shinta dan papa Kristo, mama. Oh, iya. Kapan mama datang ke Ambon?"
"Insya, Allah. Mama akan datang ke Ambon." Mama Imah, berkata kepada Ahmad. "Ahmad, mama mau bicara dengan mama Shinta."
Ahmad, masuk ke ruang keluarga. Ahmad memberikan telepon kepada mama Shinta. Kemudian, duduk disamping Samuel, yang sedang melihat-lihat foto di Ipad. Pak Kristo, sedang membaca sebuah novel.
"Jadi, usie Imah mau datang ke Ambon?
Ahmad mengangkat kepalanya, berusaha menyimak pembicaraan mama Shinta dan mama Imah. "Usie Imah mau bertemu perempuan itu dimana? Tapi, beta harap. Usie Imah tidak berkelahi dengan perempuan itu..."
Pak Kristo, menaruh Man, Woman and Child, karangan Erich Segal diatas meja. Ahmad dan Samuel, berhenti melihat-lihat foto. Mereka menatap ke arah mama Shinta. Suara mama Shinta terdengar, terkejut menjawab di telepon. "Jadi, usie Imah mau bertemu perempuan itu di restoran?! Usie Imah, sudah yakin ingin bertemu dengan calon isteri baru...Eh, maksud beta. Selingkuhan suami usie Imah? Tujuannya apa, usie Imah?"
Jawaban mama Imah, tidak terdengar. Speaker telepon tidak dipasang mama Shinta. Sementara itu, papa Kristo hanya menatap Ahmad dan Samuel. Pertama kali dalam hidupnya, lelaki pecinta tulisan karya Erich Segal. Mulai, berpikir dan merasa. Tidak ingin melanjutkan, membaca Man, Woman and Child. Sekarang, baginya. Love Story memberikan aroma, rasa kasih sayang yang istimewa dan berbeda. Dibandingkan, Man, Woman and Child.
***
(Writer : Johanna Ririmasse)