Kota Ambon, tampak sibuk dan meriah. Tetapi, suasana kota Ambon tetap tenang dan damai. Acara pesta paduan suara gerejawi atau pesparawi, akan diselenggarakan. Dan, kota Ambon terpilih sebagai tuan rumah. Momen besar, yang diadakan persekutuan gereja-gereja di Indonesia akan diadakan diakhir september. Masyarakat kota Ambon, diharapkan berpatisipasi menciptakan suasana yang tenang dan damai. Beberapa masyarakat Maluku, yang tidak menganut agama Kristen. Juga, berpatisipasi menerima tamu pesparawi untuk tinggal di rumah.
"Sebentar malam, pak Jokowi akan berkunjung ke kota Ambon."
"Oh, iya. Pak Jokowi akan hadir diacara pembukaan pesparawi." Rima, membenarkan perkataan Mia. Mereka sedang duduk di markas pertemuan.
Anak-anak yang lain, juga ikut membahas kedatangan pak Jokowi. "Ada tamu pesparawi yang tinggal di rumah kamu, Nona?"
Nona menggelengkan kepala ke arah Tika. "Menurut mama, kita belum dapat menjadi tuan rumah yang baik. Untuk, tamu pesparawi. Jika, papa..."
Nona tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ahmad datang menghampiri Nona. "Jangan sedih, Nona. Kita berdoa untuk orang tua kita ya."
Nona mengangguk. John dan Samuel yang sudah terjun ke laut, muncul kembali di atas jematan. John bertanya kepada Delon, apakah mama Ade menjual nasi kuning begadang. John mau makan nasi kuning begadang, sambil menunggu kedatangan pak Jokowi nanti malam. Rima duduk di samping Nona, dan berkata. "Beta tunggu kedatangan pak Jokowi, di depan jalan masuk rumah saja."
"Beta juga, Rima." Sisi, menimpali.
Anak-anak perempuan, duduk menghadap ke laut sambil bernyanyi diiringi deburan ombak. Anak-anak lelaki mandi dilaut. Mereka berenang, bercanda dan saling mencipratkan air. Nyanyia, tawa dan canda mereka. Bagaikan, lagu gembira kanak-kanak.
***
Ibu Shinta dan Pak Kristo, mengantar Ahmad dan Samuel ke depan jalan raya. Beberapa orang tua, juga ikut mengantar anak-anak. Mereka sudah tidak tahan, menanti kedatangan pak Jokowi.