"Dengar beta, Samuel. Ose jangan pergi ke rumah John."
Berty menahan Samuel yang hendak pergi ke rumah John, sepulang sekolah. "Jangan tarik beta baju, tahu!"
"Beta bilang, ose jangan pergi ke sana. Dia nanti marah ose." Teriak, Berty.
"Beta mau pergi ke rumah John, Biar saja dia marah beta. Tapi, beta mau kasih tahu dia. Beta dan sahabat-sahabat bisa menerima dia dan keluarganya apa adanya."
"Ose gila!" Berty menunjuk telunjuknya di depan muka Samuel. "Ose lihat apa yang akan John buat nanti!" Berty pergi meninggalkan Samuel, pulang ke rumahnya. Samuel menendang batu kerikil, hingga mengena teras rumah disisi jalan raya.
"Nyong e, ose belajar apa di sekolah tadi? Kenapa sampai tendang batu itu ke beta rumah?"
"Maaf, Tante. Beta tidak sengaja." Samuel menghampiri Ibu berwajah separuh baya, memakai kebaya merah. Samuel menjabat tangannya. "Beta benar-benar tidak sengaja."
"Iya. Tante kasih maaf ose, Nyong." Tante berkebaya merah memberikan senyum maafnya. "Ose, Shinta punya anak kah?"
"Iya, Tante."
"Oke. Salam buat mama dan papa kio, dari tante Mada."
"Iya, Tante." Samuel tersenyum kepada tante Mada, kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah John.