Resiko kesehatan pada rokok elektrik jauh lebih KECIL dibandingkan rokok tembakau.
KONSPIRASI TINGKAT TINGGI UNTUK MENJEGAL ROKOK ELEKTRIK
Seperti yang kita lihat beberapa bulan terakhir di banyak media massa besar (termasuk D***k, K****s, dan lainnya yang tidak usah disebutkan disini), banyak sekali kita lihat pemberitaan miring terkait rokok elektrik. Padahal, bukti hasil penelitian sains terhadap rokok elektrik membuktikan bahwa rokok elektrik jauh lebih sehat dibanding rokok tembakau.
Bahkan, kepala BPOM dan Depkes pun mengatakan rokok elektrik sangat berbahaya. Ada apa gerangan?
Pemerimaan negara dari cukai rokok tembakau mencapai 100 triliun per tahunnya.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...ukai-Terbanyak
(Ini juga jawabannya simpel, pemerintah bisa memberlakukan cukai untuk rokok elektrik. Dan penerimaan cukai dari rokok elektrik juga pasti akan banyak seperti halnya rokok tembakau)
Tidak sampai di situ, banyaknya orang yang menderita penyakit yang disebabkan oleh rokok pun berperan penting di sini.
Perlu diingat, penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok tembakau adalah penyakit-penyakit kelas berat, seperti kanker paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks, kanker kerongkongan, kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, serangan jantung, penyakit jantung koroner, aterosklerosis, penyakit paru obstruktif kronik, impotensi, dan gangguan media lainnya (masih banyak loh, cari aja di google!).
Dihitung kasar: Jumlah perokok tembakau 30% dari populasi Indonesia 250 juta orang: 75 juta orang!
Penelitian membuktikan 2 dari 3 orang perokok tembakau mengalami penyakit yg ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tembakaunya, yag berarti sekitar 50 juta orang terkena berbagai macam penyakit akibat rokok tembakau.
Bisa dibayangkan betapa banyaknya uang yang berputar di sini. Rumah sakit, dokter, apotek, produsen obat dan pelaku kesehatan lainnya di Indonesia menikmati uang pengobatan untuk 50 juta orang pesakitan tersebut.
Contoh kecil: Banyak para perokok tembakau yang impotensi. Bayangkan berapa jumlah penjualan obat impotensi tersebut di seluruh Indonesia?