1. Bagi Pengambil Kebijakan : Penelitian ini dapat memberikan informasi dan rekomendasi yang berguna bagi pemerintah daerah dan pusat dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan terkait pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
2. Bagi Masyarakat : Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit serta memperkuat posisi mereka dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan lahan dan sumber daya alam.
3. Bagi Peneliti dan Akademisi : Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut di bidang ilmu pemerintahan, lingkungan, dan pertanian, serta memberikan wawasan baru mengenai dinamika pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
4. Bagi Industri Perkebunan : Hasil penelitian dapat membantu perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit memahami pentingnya praktik berkelanjutan dan meningkatkan hubungan mereka dengan masyarakat lokal serta pemangku kepentingan lainnya.
5. Bagi Lingkungan : Penelitian ini berkontribusi pada upaya konservasi lingkungan dengan memberikan solusi untuk mengatasi masalah deforestasi, degradasi lahan, dan konflik sosial yang terkait dengan industri kelapa sawit.
6. Bagi Pembangunan Berkelanjutan : Penelitian ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan menyoroti pentingnya praktik pertanian yang berkelanjutan dan inklusif dalam pengelolaan sumber daya alam.
    Manfaat penelitian ini mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kebijakan, masyarakat, akademisi, dan lingkungan, serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
6. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Kelapa Sawit dan Keberlanjutan
    Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah komoditas pertanian yang signifikan di Indonesia, berkontribusi besar terhadap perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Menurut FAO (Food and Agriculture Organization), minyak sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak diproduksi di dunia, dengan Indonesia dan Malaysia sebagai produsen utama. Namun, pertumbuhan industri kelapa sawit sering kali diiringi dengan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti deforestasi, penurunan keanekaragaman hayati, dan peningkatan emisi karbon (Levang et al., 2016). Oleh karena itu, praktik keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut (Sayer et al., 2017).
2. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam