Mengawali tulisan refleksi ini dengan pertanyaan penuntun Apakah Corona Virus Outbreak ini ada kaitannya dengan konspirasi besar dunia dengan WHO sampai pada pemasangan chip 666 pada tubuh manusia?
Mengapa saya memulai dengan pertanyaan tersebut? Karena hampir setiap group Whatsapp dan Message FB berbagai tulisan spekulatif sehubungan dengan teori konspirasi asal muasal Coronavirus, bagaimana proses penyebaran dan penularan, pihak-pihak yang bermain dan terlibat di dalamnya, senjata biologis sebagai senjata pembunuh masal dan juga perang dagang antara Amerika dan cina serta bilangan barcode (666) yang akan dipasang pada tubuh manusia lewat sebuah chip.
Tentunya tulisan-tulisan tersebut bukan baru saat ini muncul ditengah situasi pandemic coronavirus. Banyak sekali teori konspirasi yang tersebar bahkan dibukukan sertai ramai dibaca dan dikonsumsi publik. Saya adalah satu pencinta teori konspirasi dan ada beberapa buku bahkan e-book berbagai teori konspirasi saya kumpulkan.
KONTROVERSI TEORI KONSPIRASI
Ada dua tulisan yang cukup menyita perhatian saya yakni pertama datangnya dari Ndaru Anugerah dan kedua dari Linda Kodarsono. Tulisan mereka diposted dan disharing sampai saat ini keberbagai group WA dan Message FB. Ndaru mulai tulisannya dengan mengatakan bahwa apakah kita perlu panic menghadapi coronavirus. Menurut dia virus ini sudah ada dan diciptakan oleh Negara pesaing terberat Cina yakni Amerika. Menurutnya, "sebelum timbulnya pandemi tersebut di seantero Amrik, fasilitas utama bio-lab militer AS di Fort Detrick, Maryland, ditutup dengan tiba-tiba oleh CDC dengan alasan yang tidak dijelaskan. Selidik punya selidik, salah satu karyawan CDC telah tewas akibat terserang virus Corona. Padahal Directur CDC, Robert Redfield sebelumnya mati-matian lewat keterangan pers-nya, bilang bahwa penyebab kematian staf-nya adalah flu Amerika". Ia melanjutkan bahwa Tentara Amerikalah yang sengaja menyelundupkan virus tersebut ke Wuhan-Cina (Tanggal 18 -- 27 Oktober 2019, bertempat di Wuhan, berlangsung event internasional berjudul Conseil Intenational du Sport Militaire (CISM) alias Military Word Games. Dalam ajang olimpiade militer dunia tersebut, AS mengirimkan 200 personel militernya untuk berlomba).
Pada bagian kedua dari postingan tulisannya, Ndaru lebih menspesifikan penjelasan tentang pandemic coronavirus dan viksinasi serta Uang Digital. WHO dituding akan menekan Negar-negara untuk membeli obat vaksin yang mereka telah sediakan untuk memberantas Coronavirus. Ia menambahkan "Dr. Tedros lewat WHO jauh-jauh hari sudah mengumandangkan seruan penggunaan uang digital sebagai pengganti uang konvensional. "Penggunaan uang (terutama uang kertas) dapat meningkatkan penyebaran virus Corona," begitu kurlebnya".
Tulisan lain yang tak kalah hebohnya datang dari postingan Linda Kadarsono yang menyoroti Coronavirus dan pemasangan chip RFID yang tidak lain adalah chip yang di dalamnya tertera 666 yakni sebagai chip antichrist, sehingga baginya, saat ini kita memasuki New world order. One system government,one religion,one Financial system. Ia menjelaskan dan mengaitkan antara  Virus covid 19 dan  Lock down. Semua orang mau pergi wajib isi formulir. Supaya terdata.Semua orang wajib discan dahi suhu tubuh .agar terbiasa dg kehidupan digital scan. Semua orang masuk mall,gereja,rumah sakit, gedung pemerintahan,pabrik wajib scan dahi ,tubuh. Latihan utk terbiasa di scan. Menjadi gaya hidup. Ada covid 19 semua orang dibikin takut mati, diteror. Solusinya scan dahi mu. Jadi tanpa sadar strategi sangat hebat utk mengiring semua orang menerima sistem 666 tanpa sadar . Ini solusinya. Ketika kasus covid 19 selesai. Masyarakat sudah diedukasi gaya hidup scan dahi. Masyarakat sdh bisa menerima. Baginya ini adalah Cara edukasi terbaik utk menyambut sistem 666.
Terlepas dari benar dan tidaknya teori-teori konspirasi silahkan pembaca yang menilainya sendiri. Saya hanya membagi beberapa catatan Kritis sebagai pembanding untuk memberikan informasi seputar tulisan-tulisan tersebut. Sesuatu yang dikatakan Benar/Betul/Tepat harus selalu base on fact. Harus dapat dibuktikan secara ilmiah (scientific evident). Sistematika berpikiranya harus secara filosofis agar kebenaran atau keabsahan tersebut dapat diterima sebagai kebenaran mutlak. Sebuah catatan pendek dari Shoby Lawata, Ph.D yang mencoba melihat Teori Konspirasi dari segi biologi. "1. Manusia punya kecenderungan menemukan pola di mana sebetulnya tidak ada pola (nama ilmiahnya "pareidolia", diliat di Wikipedia). 2. Kebanyakan teori konspirasi itu evoking "soft spot" manusia misalnya menyenggol fear... Fear itu diregulasi di bagian otak yang paling basic namanya amygdala (mengontrol primal urges seperti pleasure, fear, anxiety). Dan sirkuit amygdala ini tidak bisa dilawan dengan logika karena logika adanya di frontal cortex, jadi gak nyambung dan sulit dilawan dengan fakta. Â 3.Manusia punya kebiasaan alami yang namanya bias kognitif. Kalau udah kejeblos percaya teori2 seperti ini, maka ada data dan fakta yang kontra pun pasti akan mental duluan karena udah terfilter. Menciptakan echo chamber alias reinforcing loop terhadap naratif yang sudah ada di dalam diri".
JEJAK TEORI KONSPIRASI LEWAT BUKU DAN FILM
Karena Coronavirus begitu menghebohkan dan mengguncangkan seluruh dunia, maka saya mencoba meriset beberapa buku dan film yang saya tonton dalam seminggu belakangan ini yang tentunya sangat erat kaitannya dengan wabah penyakit dan virus.
A. Buku