Pagi hari ketika menulis senarai perawatan diri, yang merupakan tanggapan terhadap keputusasaan sejati dan keinginan untuk bertahan hidup, kita merasakan insting batin mengetahui bahwa kita harus melepaskan sebagian besar sifat buruk kita untuk benar-benar mendedikasikan diri untuk perawatan diri, untuk penyembuhan, dan untuk kesehatan secara keseluruhan.
Jika pekerjaan yang kita lakukan di dunia lebih besar dari diri kita sendiri, maka perawatan diri berarti mendefinisikan batasan yang jelas itu membantu memastikan kesehatan fisik, mental, dan spiritual jangka panjang kita.
Ada pemanjaan diri yang sehat yang masih bisa kita nikmati, yang menyediakan momen-momen penting kegembiraan dan kebahagiaan. Â
Ini ditentukan oleh tindakan terkecil sekalipun yang membantu kita memulihkan keseimbangan selama salah satu periode paling tidak seimbang dalam hidup, misalnya menghabiskan malam membaca buku bagus, mematikan HP dan tidak menjawab pesan atau email selama beberapa jam, dan makan dengan seorang teman sambil terlibat dalam percakapan yang bermakna.
Perawatan diri bukanlah satu ukuran untuk semua. Kita masing-masing harus memutuskan apa yang tepat untuk diri kita.
Tantangan terbesar yang harus kita atasi adalah rasa bersalah dan keyakinan yang mendarah daging bahwa meluangkan waktu untuk diri sendiri adalah egois.
Pada akhirnya, apa yang kita pelajari dari pengalaman ini adalah bahwa merawat diri sendiri merupakan cara untuk menegaskan kembali bahwa kita menghargai dan menghormati diri sendiri.
Meluangkan waktu untuk menegaskan kembali secara tertulis bahwa "Saya tidak hancur" menempatkan kita pada jalur diri kita. Perawatan diri yang autentik adalah tindakan yang benar-benar tanpa pamrih, tindakan yang membuat kita menjadi makhluk yang lebih sehat, ibu yang lebih terlibat, dan akhirnya, seorang aktivis perawatan diri yang bersemangat.
Catatan:
Semua ilustrasi dalam artikel asli berbahasa Inggris dibuat oleh Carole Henaff.
Kepustakaan
1. Tygielski, Shelly, The Power of Sustainable Self-Care, Mindful, October 2021, hlm. 36-42.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 10 September 2021