Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangun 1 Jam Lebih Awal untuk Mencegah Depresi

5 September 2021   19:06 Diperbarui: 5 September 2021   19:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor Risiko Depresi
Depresi bisa mempengaruhi siapa saja, bahkan orang yang tampaknya hidup dalam keadaan yang relatif ideal.

Beberapa faktor bisa berperan dalam depresi:
1. Biokimia: Perbedaan bahan kimia tertentu dalam otak bisa menyebabkan gejala depresi.

2. Genetika: Depresi bisa diturunkan dalam keluarga. Misalnya, jika salah satu kembar identik mengalami depresi, yang lain memiliki kemungkinan 70 persen untuk mengidap penyakit tersebut suatu saat dalam hidupnya.

3. Kepribadian: Orang dengan harga diri rendah, yang mudah kewalahan oleh stres, atau yang umumnya pesimis tampaknya lebih mungkin mengalami depresi.

4. Faktor lingkungan: Paparan terus menerus terhadap kekerasan, penelantaran, pelecehan atau kemiskinan bisa membuat beberapa orang lebih rentan terhadap depresi.

Apakah Anda khawatir tentang depresi di masa lockdown ini? Bangunlah 1 jam lebih awal setiap hari dan Anda akan mengurangi risiko terkena depresi. Faktanya, para peneliti telah menemukan bahwa mengurangi 1 jam tidur di pagi hari menurunkan kemungkinan Anda mengalami depresi berat sebanyak 23 persen.

Sudah lama diketahui bahwa ada hubungan antara kebiasaan tidur dan kesehatan mental, orang yang suka lebih lama tidur malam 2 kali lebih mungkin menderita depresi dibanding orang yang bangun pagi. Namun, sulit untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci, sebagian karena kelainan suasana hati bisa mendisrupsi pola tidur.

Para peneliti dari Universitas Colorado di Boulder melacak kesejahteraan mental dan pola tidur dari 840.000 orang. Sekitar sepertiga mengidentifikasi diri mereka aktif di pagi hari dan hanya 9 persen yang aktif di malam hari, dan sisanya bukan kedua-duanya, pergi tidur sekitar pukul 11 malam dan bangun pada pukul 6 pagi, dengan titik tengah tidur sekitar pukul 3 pagi.

Para peneliti menemukan bahwa kebiasaan tidur kita tampaknya ditentukan oleh gen kita, dan orang-orang yang memiliki varian genetik yang membuat mereka bangun pagi cenderung tidak menderita depresi.

Seseorang yang biasanya pergi tidur pada tengah malam tetapi malah pergi tidur 1 jam lebih awal dan bangun 1 jam lebih awal mengurangi risiko depresi sebesar 23 persen. Mereka yang mengatur selisih waktu ini sebesar 2 jam mengurangi risiko depresi hingga 40 persen.

Para peneliti tidak yakin mengapa ini terjadi, tetapi mereka menduga adanya kaitan dengan jumlah paparan cahaya yang kita dapatkan. Orang-orang yang bangun lebih pagi mendapatkan lebih banyak cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun