Walaupun RTS,S belum menerima persetujuan regulasi, 3 negara Afrika menjadi bagian dari program percontohan yang telah memberikan kesempatan untuk lebih dari 600.000 anak.Â
Wardemann mengatakan bahwa kajian di masa depan dengan monoklonal seperti yang digunakan oleh Seder bisa membantu para peneliti vaksin untuk mengidentifikasi bagian CSP yang merangsang bahkan secara lebih efektif, atau dengan respon imun yang lebih tahan lama.
Seder berharap monoklonal suatu hari nanti bisa melengkapi vaksin di daerah yang memiliki beban penyakit yang tinggi. Antibodi mungkin terbukti sangat membantu untuk anak-anak, karena mereka tidak punya waktu untuk mengembangkan banyak imunitas alami, dan untuk wanita hamil, yang berada pada peningkatan risiko penyakit parah dari infeksi P. falciparum.
Akan tetapi, W. Ripley Ballou, yang bekerja di Inisiatif Vaksin AIDS Internasional (International AIDS Vaccine Initiative) dan merintis pengembangan RTS,S, mencatat bahwa pembuatan monoklonal pada dosis yang digunakan dalam penelitian Seder akan menelan biaya lebih dari $100 untuk 1 orang dengan berat badan 50 kg, terlalu mahal untuk sebagian besar negara yang menderita malaria.
"Ini adalah bukti konsep yang bagus, tetapi belum siap sebagai sebuah intervensi," katanya. Seder setuju. Timnya sedang mengembangkan antibodi monoklonal yang lebih kuat, yang direncanakan akan diuji tahun depan dalam uji klinis di Mali, dan dia mengantisipasi peningkatan lebih lanjut.
"Misalkan antibodi saya lebih 90 persen efektif selama 6 bulan dengan satu suntikan subkutan," kata Seder. "Apakah itu sebuah sarana yang bisa digunakan oleh sebuah negara untuk mengeliminasi malaria?"
"Mungkin," kata Wardemann, "jika ditambah kelambu, obat-obatan, dan vaksin. Tidak ada tindakan tunggal yang berhasil sejauh ini, dan antibodi bisa paling membantu."
Kepustakaan
1. Cohen, Jon, Antibody Acts Like Short-term Malaria Vaccine, Science, Vol. 373, Issue 6558, 27 August 2021, hlm. 843.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 3 September 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H