Seperti yang saya tegaskan dalam artikel: Karbon dan Ranah Manusia (Silikon), ranah manusia adalah Silikon alih-alih Karbon, dan menarik untuk disimak bahwa 1 unsur dalam golongan Karbon atau golongan 14 ini, yakni Germanium (Ge) memiliki kemiripan dengan Silikon, bahkan dengan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh Silikon.
Saya telah sedikit menyinggung tentang komputasi kuantum dalam artikel: Matematika Pandemi. Masa depan komputasi mungkin melihat transisi kembali ke Germanium, bahan yang pada saat yang sama merupakan masa lalu dan masa depan komputasi kuantum.
Seperti Silikon, Germanium secara alami bereaksi dan membentuk kompleks dengan oksigen di alam. Germanium murni adalah semikonduktor dengan penampilan yang mirip dengan Silikon.
Karena jarang ada dalam konsentrasi tinggi, Germanium ditemukan relatif terlambat dalam sejarah kimia. Germanium menempati peringkat ke-50 dalam kelimpahan relatif unsur-unsur dalam kerak bumi.
Pada 1869, Dmitri Mendeleev meramalkan keberadaan Germanium dan beberapa sifatnya dari posisinya dalam tabel periodik, dan menyebut unsur ini Ekasilikon.
Hampir 2 dekade kemudian, pada 1886, kimiawan Jerman Clemens Winkler menemukan unsur baru itu bersama dengan perak dan belerang, dalam mineral tak umum yang disebut Argyrodite (Ag8GeS6).
Meskipun unsur baru itu agak mirip dengan Arsen dan Antimon dalam penampilan, pembentukan senyawanya relatif sesuai dengan prediksi Mendeleev untuk Silikon.
Germanite adalah mineral yang kaya akan Germanium, tetapi unsur ini terutama diekstraksi dari bijih perak, tembaga, dan timah. Salah satu senyawanya, Germanium oksida (GeO), digunakan dalam lensa kamera sudut lebar, beberapa microchip dan sejumlah sensor mobil yang membantu navigasi.
Seperti Silikon, Germanium adalah semikonduktor dan juga digunakan dalam elektronik, meskipun jauh lebih sedikit daripada Silikon. Beberapa sirkuit terpadu (chip) dibuat dengan campuran Silikon dan Germanium, bukan silikon murni. Â