Seperti menarik rambut dalam tepung, rambut jangan putus, tepung jangan bergoyang (Butuh kesabaran dan keuletan dalam memutuskan suatu perkara yang sangat sulit).
Air pun ada pasang surutnya (Nasib manusia tidak dapat ditentukan, ada masa senang dan ada masanya susah). Pandai-pandailah menyikapi keadaan hidup.
Pilih kasih: Anak kandung ditimang-timang, anak tiri ditengking-tengking (Kaum keluarga sendiri lebih disayangi dibandingkan dengan orang lain; rakyat sendiri lebih diutamakan dibandingkan orang asing). Ini berpotensi menimbulkan familiisme, nepotisme dan koncoisme.
Beberapa konsekuensi hidup:
Kalah jadi debu, menang jadi arang (Kalah dan menang yang memberikan kerugian yang sama).
Alah membeli menang memakai (Barang yang baik memang mahal, tapi dapat dipakai lebih lama).
Jangan sampai melakukan sesuatu yang di luar keseimbangan atau dipaksakan:
Ada sampan hendak berenang (Sengaja berpayah-payah padahal sebenarnya tidak perlu berbuat begitu).
Air sama kelak menjadi satu, sampah ke tepi juga (Jangan campur tangan dalam perselisihan orang bersaudara, nanti apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi).
Bacang dibungkus tentu baunya keluar juga (Orang tua yang membuang anaknya sendiri agar tidak malu pada orang lain) atau: Becik ketitik ala ketara.
Jauh panggang dari api (Jawaban yang diberikan sangat meleset, tidak seperti yang diharapkan).
Anak orang, anak orang juga (Sesuatu yang bukan hak tidak akan ada gunanya).
Beberapa contoh di mana keseimbangan tidak dijaga:
Lain di mulut lain di hati (Perkataan seseorang yang diucapkan di mulut tetapi lain di hatinya)