Mohon tunggu...
Ipung Jogjangler
Ipung Jogjangler Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fasilitator ketangguhan bencana dan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat

menikmati hidup dan merayakan cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kidung Ibuku

10 November 2023   07:52 Diperbarui: 10 November 2023   08:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-----------------------

Ada lagu menjaga (kita) di malam hari

(agar) Kuat, selamat dan terhindar dari penyakit

Semoga semua terhindar dari malapetaka

Jin dan setan tidak mau mengganggu

Sihir dan santet tidak akan berani

Aku sudah berada di amben ketika terbangun. Ibu duduk di sampingku, matanya berkaca-kaca, dagunya memerah dan bengkak bekas kena tinju.

"Tidur lagi saja, nak. Ini saatnya kamu tidur siang," katanya sambil membelai dahiku lalu menembang untukku. Ana kidung rumekso ing wengi ........

Setelah itu aku tidak pernah bertemu romo. Aku juga tidak pernah merindukannya. Mungkin aku terlalu takut. Atau aku terlalu membencinya karena telah meninju dan membuat ibu menangis. Menanyakan tentang romo kepada ibu pun aku tidak mau. Buat apa? Romo tidak pernah menembang untukku. Romo tidak selalu ada saat aku menangis karena terjatuh atau dicurangi temanku. Romo tidak pernah memetik sayur, menumbuk gaplek, menjemur atau menumbuk gabah menjadi beras untuk kumakan. Ibu bisa melakukan semuanya itu untukku. Jadi bagiku sudah cukup ibu saja. Tidak perlu ada romo, karena romo hanya bisa membuatku sembunyi ketakutan.

* * * *

Kini ibu sudah sepuh. Punggungnya bongkok dan langkah kakinya diseret. Aku harus membungkuk supaya bisa memeluk pundaknya dengan tangan kananku dan membimbingnya menuju tungku. Aku dan ibu masih suka duduk di depan tungku saat aku pulang liburan. Tidak ada liburan lebih menyenangkan selain menyaksikan keahlian ibu menyalakan kayu bakar dan duduk bersamanya di depan tungku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun