(1)Musikal Tarik dan Hembusan
mungkin terik tadi adalah pesan
panas yang tersisa di tepian jangat
adalah bagian yang terputus dari lurusnya garis
tidak satu tapi repetisi
seperti gelegar guntur datang dan diam
bergantian dengan seruan untuk berdiri ke satu arah
putus lalu menyambung
diam kemudian menghentak
seperti naik turun tarik dan hembusan
yang selalu diharapkan untuk tetap seperti itu
tidak perlu merdu
cukuplah ada
walau hanya detakan
bukan seperti kemarin sabtu
satu musikal lagi
telah hilang
(pondok aren, 18 april 2014)
(2)Kemarin, Sekarang dan Esok
semua yang salah itu sudah terbungkus rapi
dalam kertas-kertas maaf
tulus dan ikhlas seperti lembar kemasan
yang tak mudah robek
kado terindah itu tersimpan dalam hati
yang kelak harus dikembalikan
kepada amanat yang mengiringinya
begitulah sebuah pesan
sampai datangnya degup
yang tak tertahankan sembulannya
di antara rapalan yang tak pernah henti
di sela butiran darah yang terpompa memasuki kulit
di balik remasan jari mendamaikan saraf telapak kaki
senyum itu tetap saja dipertahankan
wajah yang tak ingin melukis selain yang indah
lalu akhirnya pilihan itu bersandar pada kedamaian
dan harum seperti warna-warni taburan kembang
di atas tanah yang basah
(pondok aren, 18 april 2014)
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H