di sela butiran darah yang terpompa memasuki kulit
di balik remasan jari mendamaikan saraf telapak kaki
senyum itu tetap saja dipertahankan
wajah yang tak ingin melukis selain yang indah
lalu akhirnya pilihan itu bersandar pada kedamaian
dan harum seperti warna-warni taburan kembang
di atas tanah yang basah
(pondok aren, 18 april 2014)
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!