Mohon tunggu...
Johan Rahman
Johan Rahman Mohon Tunggu... Relawan - Keabadian dan Menginspirasi

Bergelut dalam imajinasi berpadu dengan sajak dan aksara Writer @johan.smansa 085602936194

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Sang Pendosa

2 Agustus 2020   23:07 Diperbarui: 2 Agustus 2020   23:14 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Detik demi detik berdetak sepanjang masa

Mengalir bagai siklus tak terkira 

Memberi hidayah dunia yang fana

Kiranya amal ibadah terus dijaga

Aku berlalu dengan waktu yang sia-sia

Terseret ke dalam lembah kenikmatan dunia

Berdusta tentang Kau yang tiada

Padahal Kau selalu ada

Aku selalu mengejar kemaksiatan

Berpegang teguh pada tiang kemungkaran

Berbuat khilaf bak santapan harian

Semata karena harta dan kekuasaan

Sungguh akulah hamba terlaknat

Begitu banyak dosa kuperbuat

Terbawa arus bisikan setan yang sesat

Menerjang  hidayah tak pernah lekat

Aku Sang pendosa

Aku tak peduli akan perintah-Mu

Aku tak sudi abaikan larangan-Mu

Masih pantaskah pintu ampunan bagiku? 

Manusia adalah ciptaaan Allah SWT. Yang paling sempurna diantara ciptaan lainnya. Dengan segala yang dimilikinya, sudah sepantasnya manusia selalu bersyukur dan melaksanakan perintah-Nya. Namun, terkadang manusia menjadi sombong sehingga melupakan segala apa yang menjadi kewajibannya sebagai hamba Allah. Perbuatan maksiat dan kemungkaran akan terus menjadi kebiasaannya. Maka dari itu, kita sebagai manusia, seharusnya sadar sedari awal akan dosa-dosa yang diperbuat. Bukankah jika kita bertaubat dengan sungguh-sungguh, pintu ampunan akan terbuka bagi kita? Allah Maha penyayang lagi Maha pengasih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun