(AA) di Bandung dengan Joseph Tito dari Yugoslavia dan Natsir dari Mesir sebagai pelengkap dari benua Eropa dan Afrika. Setelah konferensi AA, banyak daerah di Asia dan Afrika yang terlepas dari cengkeraman imperialisme dan kolonialisme barat.
Maka dari itu, Visi dan Misi yang sama, baru akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat untuk merubah keadaan. Prof. Dr. Syafii Maarif jelas seorang nasionalis dan punya misi yang sama dengan Soekarno, tapi visi beliau adalah Indonesia yang bersumber dari bangsa yang lahir tahun 1928, sedangkan Soekarno bervisi dari bangsa yang sudah ada sejak jaman Sriwijaya. Seperti fondasi sebuah bangunan, semakin dalam penggalian sejarah sebagai fondasi sebuah bangsa, maka semakin kuat juga akar dari bangsa tersebut
Orang-orang Indonesia yang pintar dan berani, belakangan ini, selalu dipisahkan dari kelompoknya dan dijauhkan dari Indonesia. Entah dengan cara disekolahkan ke luar negeri atau diberi dana untuk melakukan penelitian-penelitian yang akhirnya pun data-datanya diambil oleh pemberi dana tanpa kita tahu akan dipergunakan untuk keperluan/tujuan apa. Atau, standard of living orang-orang ini ditingkatkan dengan pemberian gaji-gaji/bonus yang tinggi sehingga ketika dana-dana aktivitas mereka dihentikan, maka mereka langsung kehilangan gigi.
Negara seperti Amerika jelas tahu berapa kandungan emas dan minyak di Freeport maupun di Blok Cepu karena teknologi yang mereka miliki. Indonesia tidak tahu dan hanya menerka-nerka. Salah satu alasan Kwik Kian Gie menolak menandatangani kontrak Blok Cepu dengan Exxon karena ada pasal yang mengharuskan Indonesia membayar semacam kompensasi kepada Exxon bila ternyata cadangan minyak di Blok Cepu tidak sebanyak yang diperkirakan. Indonesia pun karena terikat dengan hutang yang tak terbayar diharuskan secara halus untuk hanya berdagang dengan negara-negara kreditor. Jadi memang ada konspirasi yang luar biasa untuk menghancurkan Indonesia.
Dan pesan-pesan ini, entah bagaimana, harus sampai pada mahasiswa-mahasiswa kita. Dan mahasiswa kita harus bergerak karena kita tidak bisa mengharapkan dari pemerintah yang sudah tidak dapat diandalkan karena tekanan-tekanan politik yang mereka hadapi untuk hanya mempertahankan kedudukan mereka. Parpol-parpol pun harus diyakinkan tentang konspirasi-konspirasi yang sedang dihadapi Indonesia. PDI-P dan Golkar di tahun 2009 harus bergabung dan menjadi suatu kekuatan politik yang mampu mempersatukan NKRI. Tapi itu pun susah terjadi.
Satu-satunya solusi bagi Indonesia adalah bagaimana membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar secara kolektif. Tanpa kesadaran dari rakyat, amat mustahil untuk kebangkitan ekonomi. Sekarang ini hanya orang-orang asing yang gila spekulatif saja yang mau menanamkan investasi di Indonesia.
Keadaan di Indonesia sekarang ini sudah sangat kacau, dan ini pernah terjadi di Kerajaan Majapahit dulu dan sekarang terulangi kembali. Ketika Majapahit gagal, maka Nusantara jatuh ke dalam jaman perbudakan selama 350 tahun. Kita sudah melakukan segala cara termasuk mencoba membentuk Human Mandala, lewat latihan Tantra, guna menghalau serangan dari luar agar Indonesia selamat. Tapi upaya itu pun gagal. Jadi sekarang satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan bangsa adalah kesediaan kita-kita untuk berkorban. Jangan lupa bahwa Apa yang telah direncanakan Keberadaan tidak pernah gagal.
Yoga dan Meditasi yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, sekarang telah menjadi mata pelajaran wajib bagi tentara Amerika, yang diharapkan, menjadi petarung yang keras dan tidak pernah ragu untuk membunuh orang lain. Yang mempersatukan AS sekarang ini adalah yang materi, dan tentara-tentara mereka telah dipersiapkan untuk mempertahankan hegemoni AS atas ekonomi dunia karena atas dasar materi lah AS sekarang bisa bersatu dan ada. Dan dulu, barat menyebarkan imperalisme lewat agama, tapi sekarang AS berusaha menyebarkan imperalisme lewat inflitrasi budaya dan globalisasi.
Ketika kita bertemu Dubes India untuk Indonesia, Dubes berkata bahwa Indonesia tidak pernah mengimpor agama Hindu dari Indonesia. Bahkan di tahun 1970-an, muslim India yang pergi naik haji ke tanah Mekkah, biasanya dipanggil orang Hindu oleh orang-orang Arab. Itulah bukti bahwa Hindu memang sebenarnya tidak pernah dimaksudkan sebagai sebutan suatu aliran kepercayaan atau agama, tetapi sebagai sebutan sebuah peradaban. Dan peradaban baru bisa ada bila masyarakatnya berbudaya. Budaya itulah yang harus mengakar dan menahan serangan dari budaya asing lain.