Pak Anand Krishna sendiri bercerita bahwa sistem politik Apartheid sendiri akhirnya hancur setelah pemerintah Afsel mendapat tekanan ekonomi dari masyarakat dunia, terutama Amerika Serikat ketika mereka menolak membeli produk-produk buatan Afrika Selatan selama politik segregrasi Apartheid masih terus dipertahankan.
Kehidupan spiritual Gandhi telah melahirkan Kasih yang mendasari rasa peri-kemanusiaan yang peka terhadap penindasan. Rasa peri-kemanusiaan yang bukan saja menolak menindas orang lain, tapi juga menolak ditindas orang lain. Dan rasa ini membangkitkan Nasionalitas dalam diri Gandhi. Nasionalitas yang berdasarkan perikemanusiaan, bukan berdasarkan keinginan seorang individu dalam memperjuangkan porsi ekonomi dan sosial yang lebih baik seperti Nasionalitas Barat versi Revolusi Perancis. Dan biarpun Gandhi tidak pernah bermaksud mengurusi dunia, tapi Nasionalitas versi Gandhi ini telah membuka mata dunia bahwa perang kemerdekaan ternyata dapat dimenangkan tanpa melakukan kekerasan. Inilah mungkin yang dimaksud Soekarno dengan “pohon-pohon Nasionalisme di Taman Sari Internasionalisme.” Itulah sumbangan terbesar Gandhi bagi peradaban manusia modern. (j/b) Film ini diputar di One Earth, Ciawi pada hari Minggu, 20 Agustus 2006 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H