Mohon tunggu...
Jooe Rheynald
Jooe Rheynald Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kehidupan hanyalah jeda singkat antara kelahiran dan kematian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Potongan Kisah yang Dibawa Hujan

17 September 2014   13:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:27 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku dengar paman dan ibu mengeja sebuah kata:

HUJAN

Ku lihat ke arah jendela
Ku lihat dedaunan basah
Ku lihat mereka bergerak menari bersama yang disebut hujan
Bahagiakah mereka ?
Bahagiakah mereka menyambut hujan seperti bahagia ku punya ibu ?

Hujan belum juga berlalu
Tak lagi ada guruh, namun gemericik air masih terdengar tanpa henti
Dingin kian menjadi
Ibu makin erat mendekap tubuh ku

***

Ia berhenti menangis,
Ku lihat ia menatap ke arah jendela
Telinganya siaga
Ini hujan pertamanya
Hujan pertama Stela

16 April 2014

Bagaimana langit akan cerah bila semua cahaya menghilang pergi bersama mu ?
Langit yang mendung makin murung,
Hujan pun mulai turun

Sehabis Hujan, 28 Februari 2014


Hujan baru saja pergi tanpa meninggalkan jejak di langit, tapi di bumi jejak nya menggenangi tiap cekungan yang ada dan sisa nya mengalir mencari jalan menuju laut lepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun