Mohon tunggu...
Jocelyn Madeline Willson
Jocelyn Madeline Willson Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Zaman Praaksara hingga Sekarang

15 November 2022   14:16 Diperbarui: 15 November 2022   14:31 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak UUD yang mengatur tentang kebebasan untuk seseorang memilih agamanya masing-masing. Tetapi masih banyak juga orang yang melanggar kebebasan beragama tersebut. Contohnya adalah  pembakaran gereja di Aceh Singkil. Pada mulanya hubungan agama kristen dan islam sangat baik. Dapat dilihat dari pembangunan gereja pertama di kota ini dan gereja-gereja lainnya dibuat oleh seorang haji. Konflik Aceh Singkil ini dimulai pada tahun 1979 dimana ada rencana untuk membangun Gereja Tuhan Indonesia dan ada isi kristenisasi di Aceh Singkil. Pembangunan ini memicu protes dari umat muslim yang ada sehingga menyebabkan perkelahian antar umat beragama. Pada tahun 1995, 1998, 2006, dan 2015 terjadi pembakaran di beberapa gereja dalam selang waktu tersebut (Mallia, 2020).

Kejadian tersebut sudah mengalami degradasi makna Trilogi Kerukunan Umat Beragama karena maknanya sudah berkurang sehingga menyebabkan pertikaian tersebut. Adapun isi dari trilogi tersebut adalah kerukunan Intern umat beragama, kerukunan antarumat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Pembakaran gereja menandakan bahwa ada oknum yang tidak senang dengan suatu agama. Perilaku tersebut seakan-akan menunjukkan penolakkan mereka terhadap suatu agama. Pada UUD 1945 yang telah dipaparkan pada pasal 29, 28i, 28e sudah dijelaskan bahwa setiap orang harus beragama dan bebas untuk memilih agama mereka. Diskriminasi atau hal seperti pembakaran gereja itu membuktikan bahwa UUD 1945 tersebut tidak dijalankan dan juga makan trilogi antar umat beragama sudah menurun. 

Kita tidak bisa terus menerus berada di dalam keadaan degradasi makna trilogi kerukunan antar umat beragama. Sebagai umat beragama, kita harus berupaya untuk mengembalikan dan menciptakan kembali trilogi kerukunan antar umat agama tersebut. Caranya adalah mencoba menghargai setiap agama yang ada dengan cara jika ada yang beribadah kita harus menghargainya dan tidak membuat lingkungannya jadi tidak kondusif. Kita juga tidak boleh membeda-bedakan orang lain dan tidak melakukan diskriminasi. Mulai menerima bahwa Indonesia memiliki banyak agama dan semuanya itu baik, setiap orang bebas memilih.

Pada zaman dahulu, kepercayaan masih terbatas dan seperti suatu hal yang tidak diharuskan, tetapi berbeda dengan sekarang. Pada zaman praaksara kepercayaan mereka adalah terhadap batu, roh, ataupun peninggalan sejarah lainnya. Tetapi, itu adalah hal yang salah menurut saya dan juga menurut alkitab. Percaya kepada hal-hal tersebut termasuk ke dalam penyembahan berhala. Tetapi berbeda dengan sekarang, kita sudah mengenal Tuhan yang telah menuntuk kita kedalam hidup yang benar. Sebagai umat Kristen kita tidak boleh menyembah berhala karena itu ada di dalam 10 perintah Allah. Menyembah berhala sama saja dengan kita tidak percaya dengan Tuhan dan ajarannya. Pada zaman sekarang dosa yang biasa banyak terjadi adalah ketamakan, merasa agamanya yang paling benar dan menganggap agama lain tidak bagus.

Kita seharusnya bersyukur karena kita hidup di zaman sekarang yang sudah mengenal dengan Tuhan dan kita diberkati. Banyak hal yang harus kita syukuri di hidup ini karena jika bukan karena Tuhan kita tidak bisa ada sampai sekarang. Oleh karena itu kita harus bersyukur bahwa kita tahu siapa pencipta dan siapa yang memelihara kita. Masa praaksara harus kita jadikan sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama yaitu menyembah berhala. Kita harus menyembah dan percaya kepada Tuhan yang benar dan bukan berhala yang menyebabkan dosa. 

Dari zaman dahulu sampai zaman sekarang kita selalu disertai oleh Roh Kudus dan Roh Kudus memiliki peranan bagi diri kita. Peranan Roh Kudus adalah memberikan kesaksian kebenaran, membimbing manusia dalam memutuskan sesuatu, dan melindungi manusia dalam bahaya rohani maupun jasmani. Roh Kudus juga dapat meredakan ketakutan kita. Dengan Roh Kudus memberikan kesaksian kebenaran dan membimbing manusia dalam memutuskan sesuatu, kita sebagai manusia bisa berada ke dalam jalan yang benar dan rohani kita dapat bertumbuh karena disiram terus dengan kebenaran firman Tuhan.

Karena Roh Kudus memiliki dampak di dalam kehidupan manusia, yaitu melindungi manusia dari bahaya, membuat manusia menjadi tidak takut dan tidak khawatir untuk menjalani tantangan dan permasalahan hidup di kehidupan sehari-hari karena kita tau ada Roh Kudus yang menyertai kita. Kita juga tidak usah khawatir dengan hari-hari kedepannya karena ada Roh Kudus yang menyertai kita. 

Dengan kita mempercayai Roh Kudus kita akan mendapatkan buah-buah roh. Buah-buah roh itu ada di dalam Galatia 5:22-23 "5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Dengan mempercayai Roh Kudus kita akan mendapatkan buah roh tersebut.

Sebagai orang yang percaya kita tidak boleh berada di situ-situ saja, melainkan kita harus mengalami transformasi spiritual. Tidak perlu dengan cara yang susah tetapi dapat dimulai dari cara yang praktis. Cara praktis tersebut adalah hal-hal yang kecil dahulu seperti mengurangi untuk berkata kasar, mencoba untuk tidak berbohong, dan tidak membicarakan keburukan orang lain. Dengan seperti kita kita dapat bertransformasi secara spiritual dengan hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari tetapi kita tidak menyadari bahwa itu dosa. Oleh karena itu, kita harus melakukan sesuatu yang kecil untuk menghasilkan sesuatu yang besar.         

Daftar Pustaka 

Admin SMP. "Periodesasi Zaman Batu Di Masa Praaksara." Direktorat SMP, 14 June 2022, ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun