2. Kultur Sel: Sel yang diambil kemudian diletakkan dalam kultur yang menyediakan nutrisi dan kondisi yang dibutuhkan untuk berkembang. Sel-sel tersebut berkembang menjadi jaringan otot, yang nantinya akan membentuk daging.
3. Pemantauan dan Pengolahan: Jaringan otot yang terbentuk dipantau dan diperkuat untuk mencapai tekstur dan konsistensi daging. Setelah matang, daging tersebut dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk seperti burger, steak, atau nugget.
Manfaat Daging Kultur Jaringan
1. Keberlanjutan Lingkungan: Daging kultur jaringan menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi daging konvensional. Selain itu, daging ini tidak memerlukan ruang besar, pakan ternak, atau air dalam jumlah besar seperti halnya dalam peternakan.
2. Kesehatan dan Keamanan: Daging kultur jaringan dapat diproduksi tanpa menggunakan antibiotik atau hormon pertumbuhan yang sering ditemukan dalam daging hewani. Karena daging ini diproduksi di lingkungan yang terkontrol, risikonya terhadap penyakit dan kontaminasi dapat diminimalkan.
3. Mengurangi Ketergantungan pada Peternakan: Daging kultur jaringan mengurangi kebutuhan akan peternakan konvensional, yang seringkali dikaitkan dengan deforestasi, degradasi lingkungan, dan masalah kesejahteraan hewan.
---
Tantangan dalam Pengembangan Daging Nabati dan Kultur Jaringan
Meskipun daging nabati dan kultur jaringan memiliki potensi besar untuk mengubah industri pangan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
Penerimaan Konsumen
Bagi banyak orang, makan daging adalah pengalaman budaya dan emosional yang sulit digantikan. Meskipun rasa dan tekstur produk daging nabati semakin baik, masih banyak konsumen yang ragu untuk beralih sepenuhnya ke produk nabati atau kultur jaringan. Edukasi dan pemasaran yang efektif sangat penting untuk meningkatkan penerimaan terhadap produk-produk ini.