Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Ada Ruginya Bersambung Rasa dengan Pekerja di Lingkungan Rumah

16 September 2023   05:51 Diperbarui: 17 September 2023   18:35 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah ternyata perasaan tak bisa diabaikan, bahkan jika ditelusuri lebih jauh bahwa bahasa sebagai sarana berkomunikasi, di dalamnya juga mengandung koneksi rasa sesuai adat maupun budaya sebagai "orang timur" yang lekat dengan kesantunan dan estetika.

Karena itu pula ide/gagasan, pendapat maupun pemikiran perlu dikendalikan agar tak menyinggung (baca: melukai) perasaan orang lain atau yang terlibat dalam proses interaksi tersebut.

Demikian halnya berkomunikasi (tatap muka) dengan para pekerja di lingkungan rumah cq. dengan para tukang layak pula memahami karakter mereka ketika melangsungkan komunikasi dengannya.

Tukang kayu, membuat daun pintu (dokpri)
Tukang kayu, membuat daun pintu (dokpri)

Tukang batu, sedang mengelus tembok (dokpri)
Tukang batu, sedang mengelus tembok (dokpri)

Asisten tukang batu, mengaduk semen pasir (dokpri)
Asisten tukang batu, mengaduk semen pasir (dokpri)

Tukang kayu, mengecat gawang di atas pintu (dokpri)
Tukang kayu, mengecat gawang di atas pintu (dokpri)

Sekali lagi, tak ada ruginya bersambung rasa dengan pekerja di lingkungan rumah, sehingga apa yang kita utarakan dapat saling dimengerti untuk mencapai maksud dan tujuan yang sama tanpa harus mengorbankan perasaan satu sama lain.

Memerhatikan dan menjaga perasaan orang lain dalam praktik komunikasi menjadi penting, karena dalam hal ini sama dengan mengasah/melatih olah batin, berkomunikasi dan bersambung rasa menjadi pilihan seiring dengan empati yang melekat di dalamnya.

By the way, tulisan ini tak hendak bermaksud menggurui. Hanya sekadar berbagi cerita, juga mengingatkan bahwa berempati dan bersambung rasa terhadap sesama termasuk dalam berkomunikasi antarmanusia menjadikan langkah/pilihan bijak agar dalam menjalani hidup dan kehidupan kita di manapun dapat berlangsung harmonis, dinamis, tanpa mengundang konflik batin/kejiwaan untuk mencapai harapan bersama.

Beberapa hal positif yang dapat dipetik manakala kita menerapkan kehidupan yang berempati sekaligus bersambung rasa, di antaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun