Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Ibu yang Menebar Kebaikan di Kompasiana

26 Desember 2021   14:40 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:40 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sendiri dalam konteks ini merasakan kagum, hormat kepada para ibu yang hingga saat ini (di tengah kerepotan atau kesibukan) masih meluangkan waktunya untuk berkontribusi nyata, ikut menyumbangkan pemikiran demi kemajuan bersama.

Artikel-artikel yang selama ini bertebaran di Kompasiana tidak sedikit berasal atau bersumber dari para ibu (juga calon ibu), yang notabene berperan ganda, multi peran yaitu mengurus rumah, pekerjaan sekaligus mau berbagi pengetahuan kepada kita semua.

Hal tersebut mengingatkan kita bahwa kaum hawa, para ibu, ataupun para perempuan (para puan) di negeri tercinta ini ternyata mampu berperanserta memajukan bangsa.

Seperti halnya Kongres Perempuan Indonesia I (22-25 Desember 1928 di Yogyakarta), sebagai tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah, berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Barang tentu semangat juang dan gerakan perempuan di tengah kehidupan berbangsa ini layak untuk terus ditumbuhkan. 

Kini, di zaman yang semakin modern, pemberdayaan para ibu menjadi penting, sudah saatnya untuk berbicara, "Suaramu Keberanianmu" dan Perempuan sebagai Inspirasi Bangsa seperti disebut dalam sub tema mengingati Hari Ibu tahun 2021.

Tak terkecuali para Ibu (calon ibu), sebagai sosok perempuan yang selalu menebar kebaikan di Kompasiana sesuai kemampuan masing-masing layak diapresiasi. 

Ini sebagai bukti bahwa para perempuan memang tangguh sebagai salah satu pendorong kemajuan bangsa.

Sebagai wacana penutup, sesuai zamannya dan perkembangan peradaban, saya lebih sreg dan nyaman untuk menyebutkan kata 'perempuan' bagi kaum hawa.

Mungkin ini bisa melengkapi sebagai tambahan wawasan:

https://www.kompasiana.com/jk.martono/55009b19a3331153725116a8/sepantasnya-menyebut-perempuan-bukan-wanita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun