Mohon tunggu...
Jisa Afta
Jisa Afta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Gemar menciptakan kata baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nonfiksi Palsu

19 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal menarik yang tidak Anda sadari adalah, banyak tokoh yang tadinya tidak terkenal, menjadi terkenal justru karena biografinya ditulis oleh seorang penulis terkenal. Penulisnya yang terkenal, penulisnya membuat nama tokoh tidak terkenal tersebut menjadi terkenal. Artinya, keterkenalan tokoh tadi tidak orisinil sebab melalui penyebaran satu sudut pandang yaitu sudut pandang seorang penulis, lalu disebarkan ke banyak orang yang kita kenal dengan publikasi media bernama buku.

Penulis ini bisa tampil bermacam-macam "bentuk" nya, bisa menulis untuk surat kabar online, menulis naskah pemberitaan TV, penulis yang bermitra dengan penerbitan "besar", yang pada intinya buku yang di tulisnya berefek membuat terkenal tokoh dalam buku biografi tadi.

Dimana letak Subjektivitas sebuah biografi? Bukankah itu ditulis oleh orang lain?

Hal paling menarik lainnya yang jarang dipahami oleh banyak orang, bahwa sebenarnya hampir semua Biografi adalah Autobiografi dan hampir semua Biografi adalah Memoar. Anda pasti menolak hal ini sebab menurut Anda ada begitu banyak literatur mengatakan bahwa Biografi di tulis oleh orang lain, bukan tokoh dalam biografi itu sendiri yang menulis tentang dirinya sendiri.

Kita ketahui bahwa Autobiografi adalah buku yang di tulis oleh penulis untuk memperkenalkan seorang tokoh, dan tokoh tersebut adalah penulis buku itu sendiri. Dengan kalimat sederhana, seseorang menulis kisah perjalanan hidupnya sendiri dalam sebuah buku. Ia menjadikan dirinya sebagai tokoh utama dalam alur cerita nyata dalam buku yang divalidasi oleh dirinya sendiri. Kerangka kebenaran dan fakta selalu dilihat dari perspektif kebenaran dan asumsinya sendiri yaitu tokoh utama dan sekaligus penulis sang tokoh utama dalam buku Autobiografi itu sendiri yaitu penulisnya sendiri.

Karena penulisnya menjadikan dirinya tokoh utama dalam dunia nyata yang tentunya menurut dirinya dan menurut definisi arti nonfiksi bahwa buku Autobiografi adalah bukan karya khayalan, maka orang "dipaksa" percaya dan harus menerima bahwa buku tersebut sebagai sebuah karya nonfiksi atau karya berdasarkan fakta. Meskipun tidak pernah ada yang bisa membantah jalan pikiran seseorang, Anda harus "percaya" dan "mengakui" bahwa buku tersebut bukan fiksi, melainkan buku tersebut adalah fakta dan berdasarkan kenyataan meskipun buku tersebut penuh berisi opini penulis itu.


Ketika penulis melebarkan konten tulisan dari Autobiografi atau cerita nyata tentang pengalaman hidupnya yang bersifat berupa sejarah yang lebih umum menjadi berfokus pada bagian tertentu dari kehidupan penulis terutama tentang ketajaman pengetahuan, pengalaman, sudut pandang pribadi tokoh dalam buku tersebut, maka narasi konten telah menyebrang pada Memoar, sebab Memoar berbicara tentang sudut pandang dan pola pikir tokoh dalam Autobiografi, tentang bagaimana opini pribadi sang tokoh tersebut dalam masalah tertentu. Inilah yang disebut sebagai Subjektivitas.

Jika dicermati secara esensi sumber data, apakah opini seorang penulis buku Autobiografi atau Memoar, sudah pasti benar? Apakah keresahannya tentang ideologi, pandangan sosial, agama, ekonomi, dan dugaan-dugaan yang hanya ada dalam asumsi liarnya, bisa disimpulkan sebagai sebuah kenyataan yang faktual? Atau itu hanya ketakutan yang belum terwujud dan tidak pernah terwujud, atau jangan-jangan itu hanya luapan efek kecerdasan dan keseringan membaca yang butuh pelampiasan penuangan dalam bentuk teks tertulis tanpa bisa merubah apapun di lingkup sosial dalam tataran nyata. Sebab jika seseorang beropini salah tentang Anda, Anda tentu tidak mau dan tidak setuju opini tersebut dilekatkan pada diri Anda.

Buku Autobiografi dan Buku Memoar jelas berisi pikiran, opini, persepsi, dugaan, kenangan hidup bersifat  pribadi dan kejadian-kejadian yang tentunya separuhnya bernilai benar, dan tentunya lebih banyak bersifat tidak pasti benar, belum teruji atau berisi opini sepihak dari penulis buku yang menjadikan dirinya sebagai tokoh utama dalam dunia nyata yang di tulis menjadi kisah nyata dalam bukunya sendiri untuk disebarluaskan.

Sebagai PR bagi Anda, silahkan cari sendiri contoh buku Autobiografi, Memoar sebanyak mungkin dan coba perhatikan bagaimana penulis buku tersebut menulis hanya pada dua tipe; Pertama, sebaik mungkin untuk mencitrakan bahwa dirinya adalah tokoh terbaik di jamannya atau minimal, tidak akan Anda temui hal buruk tentang dirinya di dalam buku yang ditulisnya sendiri. Kedua, menjual kisah nyata untuk memoar tentang nasib buruk demi memenuhi keinginan pembaca karena sebagian pembaca menyukai kisah nyata nasib tragis dan buruk seseorang untuk di nikmati sebagai bacaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun