Mohon tunggu...
Jisa Afta
Jisa Afta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Gemar menciptakan kata baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mungkinkah Puisi itu Nonfiksi?

18 Oktober 2024   18:18 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:55 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kategori 'puisi nonfiksi'. Jordie Albiston, .O., Anne Carson, Susan Howe, Rita Dove, dan Lyn Hejinian semuanya adalah penyair yang puisi-puisi panjang (oto) biografi, dokumenter, dan/atau sejarahnya terus menarik perhatian Jessica Wilkinson.

Puisi nonfiksi yang dimaksudkan Jessica Wilkinson tersebut, tentunya jika mengacu pada kurikulum pelajaran bahasa di Indonesia dan dunia saat ini (tahun 2024) tentunya belum diakui sebagai karya nonfiksi.

Jika Anda penulis puisi yang didasarkan pada realitas faktual atau kenyataan - peristiwa yang sedang terjadi, pasti  Anda tidak akan nyaman bila karya Anda dinyatakan sebagai karya fiksi atau tidak nyata. Dan inilah realitas kategori yang "mengganggu" yang ada pada panduan pelajaran di sekolah kita hari ini.

Sebaliknya, apakah seorang penulis puisi nonfiksi bisa menjawab tantangan struktur kepenulisan nonfiksi dalam puisi nonfiksinya? Sebab bila sebuah karya puisi nonfiksi terlampaui masuk pada level menjabarkan secara terstruktur, maka hal itu pun akan terlampau bergeser dari gaya penyajian puisi sebagai karya seni tulis kreatif.

Kelemahan jika puisi nonfiksi dimasukan kedalam kategori nonfiksi adalah hilangnya keunggulan dan keindahan seni berkata dalam penuturan gaya bahasa dalam puisi itu sendiri. Puisi menjadi semacam kode dan kata sandi membingungkan, sangat rumit untuk dipahami oleh pembaca umum yang mencari informasi terbaru atau berita atau artikel, esai dan lain sebagainya bersifat informatif.

Menurut saya, para penulis esai tentang penulis dan karya kepenulisan fiksi dan nonfiksi dimasa lalu dan saat ini, terlalu referentif. Kata referentif dalam buku buku ini artinya terlalu memaksakan karya seseorang untuk dimasukkan dalam sebuah kategori fiksi atau nonfiksi. Pada dasarnya, para penyair sejati tidak pernah terpaku untuk mendapatkan validasi atau pengakuan apakah karyanya dimasukkan kedalam fiksi atau nonfiksi, sebab kebebasan memilah dan ruang luas sastrawi dalam lingkup puisi yang sangat dinamis inilah yang menjadi pemicu lahirnya ide dan gagasan baru yang tidak akan pernah bisa dibatasi oleh kategori jenis karya nonfiksi ataupun fiksi itu sendiri.

Berikut adalah karya Puisi Nonfiksi yaitu Puisi Autobiografi dari seorang penyair Chili yang menjadi orang Amerika Latin pertama (pria atau wanita) memenangkan Penghargaan Nobel untuk Sastra pada tahun 1945. Namanya Gabriela Mistral dalam "Patagonian Landscapes".

(Puisi oleh Gabriela Mistral , 1889-1957, Chili. Terjemahan bahasa Inggris oleh Liz Henry)

Lanskap Patagonia

I. Kehancuran

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun