Mohon tunggu...
Jipy Bhakti
Jipy Bhakti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - MAHASISWA-ILMU KOMUNIKASI-UNIVERSITAS MERCU BUANA

MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA JIPY BHAKTI YUDHA (44123010077) MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB Dosen Pengampu: Prof.Dr.Apollo, Ak, M.Si Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dirkursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   00:33 Diperbarui: 15 Desember 2023   00:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Relevansi dan Aplikasi:

Pemahaman Konflik Internal: Teori Freudian dapat memberikan pandangan mendalam mengenai konflik batin dan ketidakseimbangan dalam kehidupan individu.

Terapi Psikoanalisis: Penggunaan terapi psikoanalisis dalam meresolusi konflik dan memahami aspek-aspek bawah sadar.Teori Freudian membawa kontribusi signifikan dalam pemahaman manusia dan dinamika kepribadian. Meskipun tidak tanpa kritik, warisan Freud terus memengaruhi pandangan kita tentang diri sendiri dan masyarakat. Dengan mengakui kompleksitas lapisan-lapisan kepribadian dan pengaruh bawah sadar, teori Freudian memberikan wawasan penting untuk penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap manusia sebagai makhluk yang kompleks dan unik.


Ilustrasi ke 2 : Dinamika Kepribadian dan Korupsi 

2. Proses Pertahanan Diri dan Rationalisasi Korupsi
Freud juga mengajukan konsep pertahanan diri, di mana individu cenderung mengembangkan mekanisme pertahanan untuk mengurangi konflik psikologis. Terkait dengan korupsi, individu mungkin menggunakan rationalisasi untuk meyakinkan diri bahwa tindakan koruptifnya adalah suatu keharusan atau bahkan bentuk keadilan. 

Proses pertahanan diri dan rationalisasi adalah mekanisme psikologis yang seringkali digunakan individu untuk menjaga diri dari konflik batin dan moralitas. Di tengah kompleksitas dinamika sosial, terutama dalam konteks korupsi, pemahaman mengenai bagaimana individu mengembangkan dan menggunakan mekanisme ini menjadi krusial. Dalam menghadapi konflik dan kecemasan, Ego menggunakan mekanisme pertahanan untuk menjaga keseimbangan psikologis. Contoh mekanisme pertahanan termasuk represi, proyeksi, regresi, dan sublimasi. Mekanisme ini membantu individu mengatasi ketidaknyamanan psikologis dan melindungi kesehatan mental (Wahyuningrum, S., 2019).

Konsep Umum Pertahanan Diri:

Pertahanan diri adalah respons psikologis dan perilaku yang diarahkan untuk melindungi diri dari ancaman atau stres. Konsep pertahanan diri mencakup berbagai mekanisme dan strategi yang digunakan individu untuk menjaga keseimbangan psikologisnya dan menghadapi tantangan kehidupan. Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi konsep umum pertahanan diri, mekanisme pertahanan yang umum digunakan, serta dampaknya terhadap kesehatan mental. Pertahanan diri dapat didefinisikan sebagai serangkaian respons mental dan perilaku yang dilakukan oleh individu untuk melindungi diri dari ancaman, konflik, atau stres emosional. Ruang lingkup pertahanan diri mencakup berbagai mekanisme dan strategi yang digunakan oleh individu untuk menjaga keseimbangan psikologis dan mengatasi tekanan kehidupan.

Represi: Mengesampingkan konflik atau ingatan yang tidak diinginkan.

Proyeksi: Mentransfer perasaan atau sifat yang tidak diinginkan ke orang lain.

Rasionalisasi: Menjelaskan atau melegitimasi tindakan yang mungkin tidak sesuai dengan norma moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun