Tika tidak berhenti tertawa dengan keadaan jaket tipis menutupi wajahnya. Semuanya ketakutan tidak ada yang berani menarik jaket tipis itu. "Tika, ini sama sekali tidak lucu" Teriak Uci dengan wajah paniknya, berharap bahwa Tika hanya sedang menakuti semua orang.
Tidak sama sekali. Semua sadar keadaan semakin serius ketika Tika tiba-tiba berdiri di tengah kecepatan pick up itu. "TIKA! HATI HATI!" Teriak Ina
"TIKA KAU MAU KEMANA?!" Juan segera sigap menahan kaki Tika, semuanya panik. Tika berbalik membelakangi mereka dan terlihat mencoba untuk melompat keluar dari pick up itu. Seketika semuanya menjadi panik tak karuan melihat itu.
Tika terjatuh karena tarikan Juan yang semakin kuat. DUAGHH. Tika terus menendang kuat kearah Juan yang sedang menahan kakinya. Tidak ada lagi yang mempedulikan jaket dan terpal, Eci segera merangkak kebelakang juga untuk membantu Juan menahan kaki Tika. Uci menggedor gedor kaca yang terletak di tengah pick up berharap teman-temannya yang berada di depan mendengar. Ina juga berteriak kedepan memanggil teman-temannya di dalam, cemas kalau Tika benar-benar lompat dan malah tertinggal.Â
Rina kemudian secara tiba tiba mengambil terpal yang tadinya dipakai untuk meneduh untuk kemudian di tutupi pada Tika dan dengan cepat meminta bantuan Juan dan Eci untuk membelitkan terpalnya pada tubuh Tika. Mereka cukup kesulitan karena terpal cukup licin dengan air hujan yang terus turun.
Rina kemudian menahan Tika dengan duduk diatasnya. "Bagaimana ini, apa... si Tika...." tanya Eci "Sepertinya iya" jawab Juan cepat.Â
" Tidak jauh lagi, kita hanya perlu menunggu sedikit lagi" Ucap Ina. Tika tidak lagi memberontak dengan keras namun masih dengan tertawanya, membuat semua yang ada dibelakang terus melihatnya, takut.
"Kenapa mereka benar-benar tidak mendengar kita" Keluh Ina dengan duduk pasrah.Â
"Apakah ini mungkin termasuk.. kau tau, seperti telinga ditutup?" Ucap Uci dengan wajah khawatir dan menatap ke kaca tengah. Terlihat mereka bertiga di dalam santai sekali padahal di belakang sini keadaan mencekam.
"HEI! RINA!" Teriak Eci keras tiba-tiba. Semua sontak menoleh kearah Rina. Masih duduk diatas Tika, namun sekarang hanya menatap kosong kedepan. Uci menatap tidak percaya dan sedikit mengeluarkan air matanya karena merasa semakin takut.
" Rina! Kumohon!" Juan menampar nampar pipi kanan Rina untuk membawanya kembali. Rina kemudian hanya menatap Juan datar tak bergeming.Â