Dari sini saya belajar perlu warna dalam hidup saya tidak memilih antara hitam dan putih karena ketika saya tergabung dalam satu warna antara hitam dan putih otomatis akan ada yang menjadi musuh. Biru menjadi pilihan warna saya untuk mempersatukan hitam dan putih  jika di ibaratkan dengan alam smesta biru disiang hari dan biru dimalam hari. Antara siang dan malam tidak bisa bersatu tapi tetap ada biru yang melekat dengan ketulusan menemani siang dan malam.Â
Pendapat saya ketika seorang sudah mampu menjadi biru dalam perspektif berarti dia sudah menjadi pemimpin yang transformasional karena mampu berada pada dua sisi yang berbeda dan mampu seimbang pada dua pendapat yang berbeda dan bisa mengambil warna sendiri dan saling diuntungkan. Bukan sekedar abu-abu saja yang tidak pernah dianggap keberadaannya tapi bisa duduk dimana-mana.Â
Pemimpin transformasional memiliki kebijakan yang benar-benar bijak bukan hanya sekedar bijak menguntungkan sebelah pihak.Â
Adapun strategi saya kedepannya untuk menciptakan pemimpin transformasional adalah dengan membentuk wadah tongkrongan "Partumpuan Work", Partumpuan diambil dari bahasa Simalungun bahasa daerah saya yang artinya perkumpulan dan Work dari bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional artinya karya/kerja . Â
Disini nanti akan membuat program-program untuk mempersatukan teman-teman yang dari barisan hitam dan barisan putih yang harapannya barisan-barisan itu bisa menghasilkan karya hingga skala internasional. Dan menciptakan pemimpin-pemimpin transformasional, dimulai dari mampu memimpin diri sendiri untuk mandiri dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan.