Belum Seberapa Stadion Eropa
Biaya itu rupanya belum seberapa jika dibandingkan dengan biaya renovasi stadion Wembley -- stadion termegah dan terhijau rumputnya di dunia -- di London. Tahun 2018, menurut The Telegraph, biaya untuk pemeliharaan (maintenance) rumput Stadion Wembley saja selama sepuluh tahun ke depan, makan biaya sebesar 100 juta euro atau senilai Rp 1,632 triliun...
Stadion Wembley direnovasi terlebih dulu untuk final Piala FA (Football Association, Sepak Bola Inggris) antara Chelsea vs Portsmouth pada 15 Mei 2018 senilai 72 juta euro atau hampir Rp 1,2 triliun. Sejak 2007 sampai 2018, Stadion Wembley sudah 11 kali "didhangir" (Jw) memakai semacam sekop-garpu untuk memperbaiki rumput.
Biaya pemeliharannya justru lebih mahal. Selain secara berkala "didhangir" dan ditanam kembali rumput baru, diratakan permukaannya, diperbaiki drainase lapangan serta dihijaukan kembali rumput-rumputnya. Secara rutin lapangan rumput juga dipelihara, dipangkas sebelum dipakai pertandingan. Pemeliharaan rutinnya ini ternyata tidak murah, mencapai Rp 1,6 triliun lebih selama sepuluh tahun sejak 2018.
Semula renovasi dan juga pemeliharaan Stadion Wembley yang paling terkenal di seantero dunia ini, akan diambil alih oleh seorang pengusaha Amerika Serikat bernama Shahid Khan. Tetapi rupanya pengambil-alihan renovasi dan pemeliharaan ini dibatalkan lantaran tawaran Shahid Khan kelewat gila-gilaan. Khan menyodorkan biaya 600 juta euro hampir senilai Rp 10 triliun! Itupun Shahid Khan masih meminta bagian lagi 300 juta euro (hampir Rp 5 triliun) berupa bagi-hasil pemasukan stadion Wembley yang dikatakannya sebagai "bisnis hospitality"...
Tentang rencana "penjualan" Stadion Bersejarah Wembley ini akan diawasi oleh FA, "PSSI-nya Inggris". Semula, permukaan lapangan Wembley akan dipasang kembali antara tiga sampai lima kali dalam satu musim, selama 13 tahun ke depan oleh pengusaha Shahid Khan. Seiring tentunya, dengan rencana bisnia FA akan lapangan yang berkualitas paling tinggi di dunia ini.
FA sebenarnya sudah merencanakan membisniskan penggunaan Stadion Wembley sampai 2023. Tidak hanya untuk gelaran sepak bola Inggris dan Eropa, akan tetapi juga untuk pertunjukan non-sepak bola seperti konser pop demi membayar utang Stadion.
Rupanya pengalihan bisnis stadion seperti ini, menurut The Telegraph, merupakan praktik umum yang terjadi di Eropa. Seperti juga terjadi di stadion megah Eropa lainnya, Amsterdam Arena. Menurut perhitungan bisnisnya, apabila Amsterdam Arena dipakai untuk pergelaran konser musik yang menghasilkan keuntungan, semisal, 300.000 poundsterling atau senilai hampir Rp 6 milyar, maka senilai sepertiganya Rp 2 milyar untuk memperbaiki kembali rumput stadion.
Begitu seterusnya. Tetapi, rupanya rencana penjualan Stadion Wembley di London kepada pengusaha Amerika itu tidak jadi terwujud. Karena tawaran kelewat mahal. Sehingga Wembley pun kembali ke rutin semula, tetap dipelihara, diganti rumputnya, diratakan kembali, dengan biaya milyaran seperti sebelum-sebelumnya... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H