Lihat saja di percaturan sepak bola kelompok umur. Indonesia dengan hanya segelintir naturalisasi sebagai katalisator, kini bisa lolos untuk ketiga kalinya Piala Asia 2025....
Kepalsuan emosi kecintaan terhadap pemain Indonesia yang ternyata pemain keturunan?
Nyatanya masih eksis pemain hebat seperti Rizky Ridho, yang mampu bersaing dengan pemain-pemain eks Eropa. Ada juga Witan Sulaeman yang bisa berdampingan dengan striker eks Eropa Rafael Struick. Kiper andalan sebelum ditemukannya Maarten Paes, Ernando Ari Sutaryadi dari PSIS Semarang juga mengaku banyak belajar dari pemain-pemain eks Eropa.
Naturalisasi pemain di tubuh timnas Indonesia menimbulkan berbagai pandangan yang beragam. FIFA tidak menghalangi praktik ini, sementara pendukung sepak bola lokal maupun kalangan sepak bola di Indonesia juga merasa dibangkitkan kecintaan mereka akan prestasi timnas.Â
Sampai memunculkan tradisi baru yang bolehlah, patriotik dengan menyanyikan lagu "Tanah Airku" setelah berlaga di kandang. Itu tentunya juga berkat menanjaknya performa tim Shin Tae-Yong yang bertebaran pemain naturalisasi.
Tentang pandangan baik atau buruknya naturalisasi tim nasional, pada akhirnya kita ini seperti dihadapkan pada kenyataan melihat gajah.
Kita berdiri di sisi mana? Sisi dekat kaki gajah, pantat gajah, perut gajah, atau di depan kepala gajah dengan gading dan belalainya?