"Saya mendapat inspirasi dari relief Singa Barong di lokasi Mrajan Alit pintu pura keluarga kami di Pura Anyar Saraswati Gianyar, Bali," ujar Anak Agung Waisnawa, yang waktu itu sehari-hari adalah karyawan PT Astra di Surabaya. Kini pemilik Sekolah Saraswati di Denpasar.
Relief Singa Barong (mirip singa Kilin di China) di pura Bali ini kemudian dipotretnya, lalu ia meminta seorang pembuat keris di Surabaya, KRT Hartonodiningrat untuk dibuatkan sebilah keris bali dengan dapur (model) Singa Damar Murub. Sebuah model keris lurus, tetapi dengan satu luk (damar murub) di ujung bilahnya, berhiaskan relief singa di bagian "gandhik" (bawah keris, bagian depan).
Meskipun ia menghabiskan biaya lebih dari Rp 60 juta (belum termasuk emas sekitar satu ons, perak, besi, gading, dan kayu) untuk pembikinan keris yang ia beri nama Ki Singaraja ini, ia cukup puas dengan penghargaan ini.
Penghargaan diberikan oleh perkumpulan keris Panji Nusantara, Sekretariat Keris Nasional Indonesia---penyelenggara Keris for the World 2010, serta penghargaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, waktu itu.
Adapun si empu, KRT Hartonodiningrat, juga mendapatkan urutan kedua penghargaan tertinggi Keris Kamardikan Award, dengan karyanya sendiri yang mengetengahkan karya keris putran (kopian) dari sebuah keris lama pusaka Bali.
Peraih penghargaan ketiga juga tak kurang unik, berupa sebilah keris dengan bentuk serupa daun anturium jenis Gelombang Cinta, karya pembuat keris dari Solo, Ki Sukamdi, yang kini dimiliki kolektor keris asal Yogyakarta, Rahadi Saptata Abra (39), seorang pengusaha percetakan dan rumah makan.
Keris for the World merupakan gagasan Toni Junus serta pelukis Hardi (alm) yang waktu itu mengetengahkan keris gagasannya, Kanjeng Kiai Obama. Keris ini jenis keris ganan (pakai relief di depan sorsoran keris), dengan relief Presiden Obama -- figur yang sedang trend waktu itu, Presiden AS ke-44 yang dulu pernah jadi murid sekolah SD di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta.
Kamardikan Award 2012
Keris Kamardikan Award yang ketiga digelar tahun 2012 di serambi depan Museum Nasional, Museum Gajah di Jalan Merdeka Barat Jakarta pada 24 Oktober hingga 31 Oktober 2012.
Pemenangnya adalah Keris yang bergelar Sang Amurwa Bhumi, pemilik dan pemrakarsa keris kamardikan tersebut. Khusus untuk Award tahun itu, Raden Prasena pemiliknya mendapat Anugerah Hadiwidjojo 2012.
Keris pemenang itu, dinamai sesuai gelar Ken Arok Raja Singhasari yang menjadi kebanggaan buat warga Kota Malang. Dan kebetulan, dibuat oleh empu yang berasal dari Malang, dan dikoleksi oleh kolektor dari Malang pula, Raden Prasena.
Keris Sang Amurwa Bhumi ini berhasil menyisihkan 139 peserta lomba lainnya. Keris itu merupakan karya empu Malang, Ki Tanjung Puspo Nagoro. Keris dengan panjang 30 cm ini mulai dari warangka sarung kerisnya, hingga gagang, dibuat dengan penuh ukiran yang menggambarkan sosok Ken Arok, Sang Amurwa Bhumi.