Pada Lomba Membentuk Keris (2006) ini juaranya adalah KRT Hartonodiningrat dari Surabaya, juara kedua Empu Subandi Supaningrat dari Solo dan juara ketiga empu Jamil dari Madura namun mengatasnamakan asal Malang Jawa Timur.
Lomba Membentuk keris di Bentara Budaya 2006 ini terbilang paling unik. Lantaran para peserta lomba membentuk langsung kodokan yang disediakan panitia, di bangku kerja yang disediakan di halaman Bentara.
Ratusan orang setiap hari menyaksikan "para empu muda" menggerinda gebingan kodokan, sebelum masuk menyaksikan pameran keris (dari semua era, termasuk keris kamardikan) di ruang pameran Bentara. Bunyi derit gerinda dari 15 bangku kerja para "empu" terdengar bertalu-talu dari belasan meter di luar gedung Bentara. Sepanjang pameran keris berlangsung.
Koordinator Lomba Membentuk Keris 2006 ini adalah Toni Junus. Meja kerja para "empu" disediakan oleh Ir Soegeng Prasetyo dari Paguyuban Panji Nusantara Jakarta.
Toni Junus sendiri, selain pendiri Panji Nusantara, adalah juga Pembina Pengrajin di kepengurusan SNKI (Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia).Â
Organisasi ini sendiri waktu itu baru sebulan dibentuk di Benteng Vredeburg, Yogyakarta setahun setelah pengakuan Keris Indonesia sebagai Warisan Budaya tak Benda Dunia oleh UNESCO (2005).
Yang dilombakan dhapur dholog. Luk lima tanpa sekar kacang. Kodokan dhapur Dolog dipesan panitia melalui Zainal, pengrajin keris asal Madura di Jakarta. Bentuknya gebingan tebal, bahan belum jadi.
Setiap sore hari hasil garapan disetor ke panitia, esoknya diteruskan lagi sampai hari akhir pameran. Dan proses terakhir keris hasil lomba diwarangi oleh teman-teman Surakarta.
"Sebenarnya peserta yang mendaftar 44 orang. Sudah disiapin working bench 30 meja plus gerinda dan alat-alat untuk mengikir bilah," kata Toni Junus, "Tetapi lantaran waktu itu ada 'sweeping', maka yang ikut serta hanya tinggal 15 orang. Madura hanya satu peserta, Jamil, itupun menamakan diri dari Malang, Jawa Timur," tutur Toni Junus.
Sweeping yang dimaksud, adalah larangan dari sesepuh para pekeris Madura di Jakarta (semua sudah almarhum saat ini) untuk tidak membikin keris di luar Madura, demi untuk menjaga stabilitas harga keris Madura di berbagai pasar keris seperti Pasar Turi Surabaya, Jakarta serta berbagai tempat di Jawa seperti Semarang dan Yogyakarta.
Adapun 15 peserta yang ikut lomba membentuk keris itu adalah: Gunarwan (Solo), Fanani (Malang), Anggono (Solo), Prapto (Madiun), Rudi Hartonodiningrat (Surabaya), Ahmad Lutfi (Malang), Saifudin (Malang), Heru Susilarto (Muntilan Yogyakarta), Sarju (Yogyakarta), Suyanto (Solo), Happy (Surabaya), Jamil (Malang), Mujiono (Malang), Subandi (Solo), dan Kohin Abdul Rohim (Jakarta). Mereka dikenal di kalangannya, terbiasa membikin keris.