Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejak Sultan Agung Sudah Ada Lomba Keris

13 Agustus 2024   16:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:40 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluar sebagai juara mpu muda KRT Hartonodiningrat dari Surabaya, mpu Subandi Supaningrat dari Surakarta, serta mpu Jamil dari Madura. Salah satu juara harapan yang tercatat, di antaranya adalah Kohin Abdul Rohim yang kini jadi penggerak keris-keris Jawa Baratan dan Cirebonan di Jakarta.

Lomba keris Kamardikan Award yang pertama diselenggarakan dua tahun setelah lomba di Bentara budaya, yakni tahun 2008. Kali itu pesertanya terbuka, tidak hanya para pengrajin keris, tetapi pemilik keris kamardikan, ataupun desainer keris yang menggarapkan kerisnya pada pengrajin keris. Waktu itu dua kategori yang dilombakan, keris bertinatah emas (bilah dihias tatahan emas) dan tidak bertinatah emas. Gayanya bebas, boleh klasik, boleh kontemporer.

Lomba Keris Kamardikan Award yang kedua digelar tahun 2010. Berlangsung bersamaan gelaran besar nasional Keris for the World di Galeri Nasional, dengan inisiator Toni Junus serta pelukis dan penggemar keris (alm) Hardi yang waktu itu membuat kombinasi Kujang-Keris (Jangker) dan keris dhapur Obama. Saat itu memang tengah hangat-hangatnya tokoh Barack Obama yang dulu anak sekolah SD di Menteng Dalam Jakarta, menjadi Presiden ke-44 Amerika Serikat.

Lomba Kamardikan Award ke-3 pada 2022, tetapi secara virtual akibat aturan "physical distancing" (nggak boleh berkumpul, nggak boleh bergerombol saat seluruh dunia dilanda wabah Covid). Lomba dilakukan secara online di dunia maya ini. Para peserta hanya mengirimkan foto kerisnya melalui internet. Lomba virtual ini menghasilkan juara seorang pekeris Malaysia yang rajin membikinkan kerisnya di Jawa dan Madura, yakni Zahrim bin Haji Marzuki asal Selangor.

Dan kali ini 21-15 Agustus 2024 adalah Kamardikan Award yang keempat. Pesertanya juga terbuka, boleh empu, pengrajin, disainer, atau pemilik keris-keris kamardikan, atau bikinan baru. Tetapi karena sampai sekarang masih diyakini, bahwa keris tidak hanya sebatas karya seni rupa, akan tetapi juga masih jadi sipat kandel, maka kriteria terbaru lomba keris pun dimasukkan pula unsur "isoteri" (tak benda, spiritual) pada keris modern.

"Sekarang ini kan banyak pembuat keris yang idenya bagus, terutama dalam hal memahat. Tetapi mereka ini saya lihat masih kurang dalam hal mendasar perihal filosofinya. Banyak di antara mereka hanya membuat keris seperti menyahut kisah-kisah, dan menempelkan dalam wujud relief-relief di keris kontemporer mereka. Tetapi tidak dilandasi filosofi apa yang mereka tuju." Kata Toni Junus.

Ada misalnya, keris kontemporer yang menampilkan aneka macam relief, dari flora fauna sampai fitur wayang. "Ada malah yang menampilkan figur Rahwana (tokoh sisi buruk di pewayangan), dan sebagainya. Tetapi menurut saya mereka itu masih mencar-cari. Mereka tidak tahu apa sebenarnya filosofi yang mau ditampilkan," kata Toni Junus pula. 

Padahal, keris masa kini semestinya juga ada yang meneruskan keris-keris klasik masa lalu, yang dibuat dengan versi sekarang. "Istilahnya nunggak semi keris lama," katanya. Bukan sekadar modern berupa relief tanpa makna, atau malahan kolase-kolase pamor yang ditambal. Meski terlihat bagus tetapi menurut Toni, tidak oke bagi perkembangan dunia perkerisan masa sekarang.

"Gampangannya, kita lihat Sombro saja. Kelihatannya hanya begitu saja (sederhana, bentuknya polos primitif) tetapi menurut saya malah lebih berbobot ketimbang keris yang ada tatahan wayang dan sebagainya di gandhik. Keris-keris dengan relief wayang ini pembuatnya sendiri pun sebenarnya malah tidak mudheng. Apa yang mereka buat. Jadi hanya bermain visual saja," kata Toni Junus.

Sombro adalah empu perempuan di masa kerajaan Pajajaran (abad 16) yang dikenal karyanya sangat sederhana. Bahkan terkesan bentuknya sekenanya, disebutnya "betok sombro". Lurus polos, gepeng, lebar tetapi pendek, dan terkesan "tidak artistik". Akan tetapi matang tempa, besi bagus, simbol kesederhanaan dan memancarkan kuat sisi spiritual.

Untuk lebih mempertegas maksud dan tujuan si pembuat keris, yang diwujudkan dalam karya bilahnya, penjurian lomba keris LPS Kamardikan Award 2024 nanti juga akan memasukkan unsur "isoteri". Ini untuk pertama kalinya terjadi dalam empat kali lomba keris kamardikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun