Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejak Sultan Agung Sudah Ada Lomba Keris

13 Agustus 2024   16:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:40 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Kemerdekaan

Era kemerdekaan di zaman Republik Indonesia, memang tidak diperlukan lagi penaklukan-penaklukan. Kerajaan-kerajaan modern di Jawa apalagi pasca kemerdekaan, praktis tidak memerlukan persenjataan. Sehingga senjata-senjata tradisional seperti keris, tidak lagi dipergunakan untuk alat-alat penaklukan seperti di masa Sultan Agung.

Di era kemerdekaan, keris-keris masih ada yang dipergunakan untuk "sipat kandel" guna meningkatkan kepercayaan diri. Atau untuk memancarkan kekuatan gaib dari sisi isoteri. Tetapi kini lebih banyak, keris menjadi semacam simbol identitas negeri. Ini terlihat banyaknya lambang-lambang resmi kota dan kabupaten setanah air, serta lambang di berbagai kesatuan militer Indonesia memampangkan keris di dalam gambar identitasnya.

Keris masa kini -- yang populer disebut sebagai keris-keris kamardikan -- bisa juga menjadi ekspresi seni rupa, dan salah satu wujud karya kriya tempa besi dalam wujud keris. Dan hal ini terlihat dari berbagai karya keris kontemporer, maupun keris-keris bikinan para pembuat keris modern, menampilkan bentuk-bentuk bebas seni rupa dalam kriya kerisnya.

"Istilah keris kamardikan kini populer di kalangan perkerisan, untuk menyebut keris-keris kontemporer, yang dibuat setelah era kemerdekaan," kata tokoh keris Toni Junus pula. Dan di dalam perkembangannya, keris-keris kamardikan kreasinya tidak terbatas hanya 'mutrani' (menduplikat) keris-keris model kuno, akan tetapi juga perwujudan seni. Itu sebabnya, di masa kini juga berkembang lomba-lomba keris kamardikan seperti juga yang akan dilombakan di Gedung Benyamin Suaeb di Jatinegara pada 21-25 Agustus 2024 ini.

Gelaran akbar Lomba Keris LPS Kamardikan Award di bekas Gedung Polonia ini tidak hanya akan diisi pameran keris, lomba keris ataupun temu srawung para penggemar keris  nasional. Akan tetapi juga Bursa Tosan Aji dan gelaran budaya yang diselenggarakan oleh Komunitas Cinta Budaya (KCB) dan lembaga budaya Leburtara.

Mulai di Bentara Budaya

Awal lomba keris era kamardikan, sebenarnya sudah dimulai sejak 2006 ketika di Bentara Budaya Jakarta, sebuah lokasi pameran seni dan pentas budaya, digelar Lomba Membentuk Keris. Ketika itu dikerahkan para pembuat keris se-Jawa untuk berlomba membentuk keris selama pameran keris diselenggarakan di Bentara Budaya pada bulan Agustus 2006.

Lomba keris di Bentara ini boleh dibilang paling unik. Toni Junus dan Ir Soegeng Prasetyo sebagai inisiatornya, menyediakan bangku kerja (working bench) dengan gerinda dan tanggem penjepit, serta "kodokan" (bahan tempa setengah jadi, masih tebal dan belum digerinda dan dikikir) buatan Madura.

"Awalnya ada 40 peserta, tetapi karena kena sweeping para pembuat keris (dari Madura), hanya ikut 24 peserta, dan Madura tinggal menyisakan satu peserta namanya Jamil," kata Toni Junus. (Kena sweeping, maksud Toni, ada larangan di kalangan sesepuh tertentu di Madura saat itu agar pekeris Madura tidak membuat keris di luar Madura demi terjaganya stabilitas harga keris-keris bikinan Madura di pasaran). Sehinga lebih dari 10 pekeris Madura yang semula ikut, kemudian mengundurkan diri.

Kebetulan Toni dan Soegeng dengan donatur Basuki Wiwoho Tjokronegoro sesepuh perkerisan waktu itu, menyediakan 24 bangku kerja bagi "para empu muda" pembuat keris yang ikut lomba. Maka, persediaan meja kerja empu keris pun cukup buat lomba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun