Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo: Negara Dengan Pers Kuat Tidak Akan Kelaparan

5 Januari 2024   13:53 Diperbarui: 5 Januari 2024   14:36 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu sapi dari Brasil sekarang, kata Prabowo perlu mendatangkan melalui perjalanan 40 hari, harganya 2.500 dollar sampai di Indonesia. Kalau dari India hanya 20 hari.

"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita yang jumlahnya 82 juta anak, kalau mereka minum 500 cc, kita butuh sekitar 40.000.000 liter. Berarti kita perlu sapi perah 2,5 juta ekor. Jadi mungkin kita impor dulu 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun, bisa melahirkan 3 juta ekor. Kira-kira strategi kita seperti itu," kata Prabowo.

Seperti juga membangun IKN di Kalimantan. Semua itu tidak instan, tetapi ada will tidak? Penting nggak anak-anak kita kita kasih gizi?

"Kita sudah adakan beberapa eksperimen di sebuah sekolah, dikasih satu minggu 5 hari kerja, dikasih 3 ton protein. Setiap hari satu telor. Setelah 6 bulan, nilai akademisnya ternyata naik. Terbukti anak-anak kita harus kita intervensi dari sekarang. Kita tidak bisa bicara teori-teori. Anak-anak kita, apalagi anaknya orang yang ekonomi lemah, kita harus berpihak pada mereka sekarang. We cannot wait...," kata Prabowo pula.

Memang kedengaran Rp 440 triliun untuk program susu ini. Tapi Indonesia menurut Prabowo, punya kemampuan untuk itu.

"Sekarang saja APBN kita untuk bantuan sosial mendekati Rp 500 triliun. Kemudian anggaran untuk pendidikan Rp 600 triliun. Jadi, yang saya tanya adalah, kalau kita kasih makan untuk anak-anak kita ini boleh tergolong bantuan sosial atau tidak? Boleh tidak tergolong bantuan sosial? Yang kedua, ini boleh tergolong pendidikan atau tidak, kasih makan di sekolah?" katanya.

Belum lagi kata Prabowo, upaya peningkatan penghasilan kita kalau kita perbaiki sistem penerimaan pajak dan penerimaan non pajak. "Sekarang kita punya tax ratio itu sekitar 12 persen. Penerimaan revenue dari pajak, cukai dsb itu sekitar 12 persen. Vietnam 18 persen. Thailand 18 persen. Bahkan ada sekarang ada versi yang sebenarnya, Thailand sudah di atas 18 persen. Tiap 1 persen meningkat penerimaan negara, tiap 1 persen itu 15 milyar dollar. Jadi kalau kita bisa sama dengan Vietnam dan Thailand, 18 persen berarti kita kan kita harus naik 6 persen. 6 x 15 itu artinya perlu 90 milyar dollar ekstra. Saya optimis, bahwa kita masih mampu membiayai itu..," katanya.

We can manage it, kata Prabowo.

"Kita jangan termakan suatu brain washing bahwa Indonesia negara miskin. Negara Indonesia tidak mampu. Orang Indonesia tidak bisa manage, karena  pemimpin-pemimpin Indonesia korup semua. Kita nggak mampu bikin apa-apa. Itu adalah inferiority complex, itu adalah minderwardigheids complex, dicuci otak kita oleh Belanda dan negara barat," katanya, "Saya tidak anti asing. Saya dibesarkan di Barat. Saya kagum sama Barat. Hanya, Barat hanya mikir barat sendiri. Waktu saya ditanya orang-orang Eropa, dubes-dubes Eropa. What do you think of Europe? Oh, we love Europe. The problem is Europe sometimes  do not love us, kata saya....,"

Soal IKN. Nilainya kan kedengaran besar, 400 T (30 milyar dollar) apakah satu tahun? Apakah lima tahun? Apakah 10 tahun? Sekarang kalau kita bangun itu dalam 15 tahun, itu kan 1,5 milyar dollar satu tahun? Anggaran kita untuk infrastruktur saja mendekati 300 T (12 milyar dollar). Apakah IKN bukan infra struktur?

"Kita mampu melakukan itu...," kata Capres Nomor Urut Dua yang bakal didampingi Gibran Rakabuming Raka itu, pada akhir wawancara dengan para wartawan anggota PWI dari seluruh Indonesia di Jalan Kebon Sirih Jakarta, Kamis (4/Januari/2023) itu.. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun