"Nah, karena itu, kemampuan merealisasikan keinginan bukan pertanda kebebasan. Itu justru pertanda ketidak-bebasan. Kebebasan adalah kalau kita mampu menentukan diri sendiri," katanya.
Jadi misalnya begini, kalau kita melihat iklan, misalnya, iklan mobil. Apakah mau beli atau tidak. Artinya kita sebagai manusia yang berpikir, menentukan diri sendiri. Bukan ditentukan oleh naluri-naluri. Lalu kita memutuskan, mempertimbangkan apakah akan membeli atau tidak? Bisa saja kita membeli. Bisa saja kita tidak membelinya. Tetapi tindakan itu harus dilatar belakangi oleh penentuan diri mempertimbangkan secara rasional. Itulah kebebasan.
"Dalam hal media sosial sekarang, teknologi informasi yang menjadi konteks diskusi kita, kemampuan kita untuk menentukan diri sendiriitu menjadi kata .... berkurang. Mengapa? Karena godaan atau daya tarik yang ditawarkan oleh teknologi informasi itu sedemikian kuat," katanya. Sehingga, kita relatif memiliki kemampuan yang kurang untuk menentukan diri sendiri karena godaan terlalu kuat. Sehingga kita tidak mampu lagi mempertimbangkan, apakah akan membeli atau tidak...
(Jimmy S Harianto, dari Diskusi Panel tentang Artificial Intelligence di Auditorium TVRI, yang juga dimaksudkan untuk menyambut Hari Pers Nasional 6 Februari 2024 mendatang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H