Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Teka-teki Benzema, Turun Lawan Argentina di Piala Dunia atau Tidak?

18 Desember 2022   07:28 Diperbarui: 20 Desember 2022   04:33 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karim Benzema/AFP/Gabriel Bouys

Karim Benzema/AFP/Gabriel Bouys
Karim Benzema/AFP/Gabriel Bouys

Melaju ke final pun Perancis dengan lenggang. Pemain pertahanannya Lucas Hernandez boleh cedera, robek ligamennya di awal putaran. Tetapi ternyata keponakannya, Theo Hernandez pun mampu menggantikan dan bahkan mencetak gol tercepat -- hanya perlu 44 detik turun sebagai pengganti -- dan mencetak gol di gawang Maroko di semifinal.

Meski banyak didera cedera, dan pekan ini bahkan diterpa isu pemain-pemainnya sebagian kena "flu onta", Perancis tetap masih dijagokan. Sehingga sentimen di dunia pertaruhan dunia pun masih terbagi, antara menjagoi Argentina atau Perancis.

Argentina secara emosional menjerat hati publik, termasuk publik sepak bola Indonesia untuk dijagokan juara. Karena jika menang, maka Argentina akan terukir dalam sejarah, kembali juara setelah sekian lama. 

Dua kali Argentina juara Piala Dunia 1978 dan 1986. Rakyat Argentina akan menangis, kalau tim pujaan mereka Lionel Messi cs tak berhasil memboyong Piala Dunia. Perlu pula diingat, Argentina tiga kali runner up, 1930, 1990 dan 2014.

Rekor pertemuan melawan Perancis memang Argentina masih unggul 2-1 di Piala Dunia. Akan tetapi Perancis berhasil menyingkirkan Argentina di babak 16 besar di Piala Dunia 2018, dalam perjalanan Perancis juara. Belum lagi tim asuhan Lionel Scaloni ini diterpa 12 kartu kuning termasuk Messi. Bahkan 9 kartu di antaranya diperoleh saat bertanding melawan Belanda di semifinal.

Pelatih Argentina, Lionel Scaloni mengaku timnya dalam kondisi terbaiknya meski sudah habis digojlok berbagai pertandingan keras selama sebulan penuh di Qatar. Semua masih fit. Kecuali, tentunya bintang mereka Angel Di Maria serta Paulo Dybala yang terus duduk di bangku cadangan sampai final kali ini.

Sudah terbukti pula, Lionel Messi selalu moncer dari sergapan-sergapan 'marking' lawan-lawannya. Ia bahkan mampu menunjukkan kerjasama yang baik menjelang final, berduet dalam upaya mencetak gol dengan Julian Alvarez.

Perancis memang tidak akan mudah dihadapi. Bahkan dijagokan juara lagi. Dan nyatanya dua kali tampil di partai final Piala Dunia, tahun 1998 dan 2018, dan dua-duanya juara. Besar kemungkinan Perancis akan menyamakan kedudukan menjadi pertemuan dengan Argentina 2-2 serta membuyarkan mimpi panjang Argentina untuk tampil kembali sebagai juara dunia, setelah 36 tahun.

Secara emosional, publik Indonesia sepertinya lebih suka Argentina juara sehingga Messi (35) mengakhiri karirnya dengan manis. Tetapi tentu, tidak boleh lupa bahwa publik dunia juga menjagokan Perancis dengan pemain-pemain Mega Bintangnya untuk kembali juara dunia. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun